Jika ayah memanggil anaknya, "Hai gendut, kamu lagi ngapain?"
Maka anak bisa menjawab, "Ga usah tanya Bro, dirimu lebih gendut lagi".
Jika ayah memanggil anaknya, "He, Ndas Gundhul, mreneo!"
Maka anak bisa menjawab, "Wegah Dab!"
Kembali kepada kita semua, ingin menjadi wonderful parent, atau memilih menjadi toxic parent? Jika ingin menjadi wionderful parent, mari terus belajar, mengevaluasi diri, dan berusaha memperbaiki pola pengasuhan dari waktu ke waktu. Belajar itu, tak pernah berhenti.
Selamat Hari Raya Idul Adha 1440 H. Semoga ibadah qurban kita diterima Allah Ta'ala. Aamiin.
Balai Belajar Masyarakat (BBM), Mertosanan Kulon, Yogyakarta
10 Dzulhijah 1440 / 11 Agustus 2019
***
CATATAN: Renungan ini terkhusus saya tujukan untuk semua peserta SEKOLAH IBU YOGYAKARTA (SIY) dan SEKOLAH AYAH YOGYAKARTA (SAY) tahun 2019. Semoga semakin giat belajar.
Blaz Kos, Toxic Parents: Parents Who Do Unloving Things in The Name of Love
Cahyadi Takariawan, Wonderful Parent : Menjadi Orangtua Keren, Era Adicitra Intermedia, Solo, 2019
Mohammad Rianto Utama, Ancaman Terbesar Bangsa Ini Bermula dari Rumah.
Susan Forward, Toxic Parents: Overcoming Their Hurtful Legacy and Reclaiming Your Life, Bantam Doubleday Dell Publishing, New York, 2002
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H