Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bukan Hanya Pilpres dan Pileg, 2019 Juga Ada Pilsek

31 Januari 2019   23:27 Diperbarui: 2 Februari 2019   09:20 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minta Pendapat dan Persetujuan Anak

Hal yang sangat penting dalam mengambil keputusan adalah meminta pendapat dan persetujuan dari anak. Jangan sampai anak merasa terpaksa karena menuruti keinginan orangtua. 

Jika semula anak merasa keberatan, cobalah dialogkan dengan tenang. Jangan ada paksaan, namun tumbuhkan kesadaran akan masa depan. Ajak anak berdiskusi tentang masa depan mereka dan bagaimana hal itu bisa diraih. Sampaikan tantangan dan peluang yang harus disikapi dengan tepat.

Jika anak sudah diajak melihat langsung wujud sekolah dengan lingkungan sekitar, ia akan memiliki gambaran tentang kehidupan dan pembelajaran di tempat itu. Kerelaan dan persetujuan anak untuk sekolah di lembaga tersebut menjadi modalitas sangat penting bagi keberhasilan anak. 

Jika anak menolak, sementara orangtua tetap memaksa, maka anak tidak akan optimal belajar di lembaga pendidikan tersebut, bahkan bisa jadi akan menjadi trouble maker. Dirinya merasa dibuang dari rumah, dan tidak mendapat kasih sayang dari orangtua.

Ikhlaskan, Jangan Baperan

Kadang dijumpai orangtua yang begitu baper saat melepas anak pergi dari rumah untuk belajar di Pesantren atau boarding school. Orangtua dengan standarnya merasa sedih saat berpisah dari anak, membayangkan betapa anak akan 'menderita' di asrama, karena makan apa adanya dan tidur di tempat yang sederhana. 

Pikiran dan perasaan seperti ini harus dibersihkan pada diri orangtua, karena masuk Pesantren atau boarding school adalah pilihan sadar yang sudah diputuskan bersama.

Wajar muncul rasa sedih dan kehilangan saat melepaskan, namun kuatkan diri dan ikhlaskan. Pasrahkan kepada Allah yang Maha Menjaga dan Melindungi. Insyaallah di asrama anak akan merasa nyaman jika diikhlaskan oleh orangtua. 

Kadang orangtua membayangkan berbagai kesulitan yang akan dihadapi anak, padahal anak memiliki kemampuan adaptasi yang sangat bagus dibandingkan dengan orangtua. Anak sangat cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, berbeda dengan orangtua yang relatif lebih sulit dalam penyesuaian diri.

Bekerjasama dan Selalu Berkomunikasi dengan Pihak Sekolah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun