Banyak perempuan melontarkan protes kepada suami, terkait sikap saat menghadapi permasalahan dan rasa bersalah. Menurut mereka, laki-laki sangat sulit untuk meminta maaf ketika bersalah. Walaupun jelas-jelas suami bersalah, dan istri menunggu pernyataan maaf dari suami, namun pernyataan bersalah dan maaf itu tidak kunjung datang. Kondisi ini membuat istri menjadi kesal dan uring-uringan, karena menganggap suami tidak memiliki itikad baik.
Ternyata kondisi itu dibenarkan oleh survei. Sebuah penelitian di Kanada untuk mencari informasi perbedaan antara lelaki dan perempuan dalam hal perasaan bersalah.
Studi yang dilakukan oleh Karina Schumann di University of Waterloo Kanada, menunjukkan adanya perbedaan antara lelaki dan perempuan dalam kaitan dengan rasa bersalah serta dorongan untuk meminta maaf.
Hasil studi menunjukkan bahwa perempuan lebih mudah mengucapkan kata "maaf". Hal ini bukan berarti lelaki merasa selalu benar dan tidak bersedia meminta maaf.
Menurut Karina, "Lelaki tidak mudah mengucapkan maaf bukan karena tidak mau bertanggungjawab pada kesalahan yang mereka perbuat. Ketika merasa bersalah, lelaki juga akan minta maaf, sama halnya dengan perempuan. Namun, apabila dibandingkan dengan perempuan, lelaki sering berpikir mereka tidak salah".
Pada studi tersebut, 33 mahasiswa usia 18 hingga 44 tahun diminta untuk mendokumentasikan rutinitas selama 12 hari. Mereka diminta menuliskan dalam waktu satu hari berapa kali mereka minta maaf dan berapa kali mereka merasa orang lain melakukan kesalahan pada mereka. Hasilnya, perempuan lebih sering meminta maaf ketimbang lelaki.
Studi tersebut menemukan data bahwa dibandingkan dengan perempuan, lelaki jarang minta maaf dan mengaku bersalah dalam sebuah konflik.
Perempuan 35 persen kali lebih sering minta maaf ketimbang laki-laki. Namun, penelitian tersebut juga menyatakan bahwa perempuan lebih kasar dan menggunakan kata-kata yang mencela 30 persen lebih banyak dari laki-laki.
Data lain, laki-laki lebih kebal dari hinaan dan celaan ketimbang perempuan. Reaksi lelaki saat mendapat serangan kasar ternyata lebih kalem ketimbang perempuan. Reaksi perempuan saat mendapat serangan atau celaan adalah dengan menangis, bahkan bila kata-kata kasar itu datang dari orang yang tak mereka kenal sekalipun.
Peneliti menekankan perbedaan dalam perasaan bersalah lelaki dan perempuan saat mereka berada dalam hubungan romantis. Perempuan lebih merasa takut untuk menyakiti pasangannya, hingga mereka meminta maaf lebih emosional ketimbang lelaki yang cenderung rasional dan logis dalam menilai sebuah permintaan maaf.
Semua Orang Bisa Bersalah
Hal yang menjadi kemestian dalam kehidupan manusia adalah, dirinya bisa melakukan kesalahan. Tak ada manusia sempurna. Ada saat di mana seseorang terjatuh ke dalam kesalahan.Â
Namun ada kesempatan yang Allah berikan untuk menebus kesalahan dengan bertaubat dan meminta maaf. Orang yang bersalah, Allah berikan penanda alami, berupa rasa bersalah dalam dirinya.
Pada saat lelaki melakukan kesalahan, sudah pasti ia pun mengerti dan merasa bersalah. Tidak ada manusia di muka bumi ini yang bisa menyembunyikan diri dari rasa bersalah apabila dirinya memang benar-benar bersalah.
Lelaki Takut Kehilangan Harga Diri
Sering ada persoalan kompleks dalam diri lelaki soal ekspresi bersalah. Banyak laki-laki takut kehilangan harga diri saat ia mengaku bersalah dan meminta maaf kepada istri.Â
Ia takut akan semakin diejek, dihina dan direndahkan oleh istri. Ia takut tidak punya kewibawaan lagi. Harga diri laki-laki salah satunya dibentuk dengan posisi dan peran dalam keluarga. Bahwa ia adalah kepala keluarga, pemimpin dalam keluarga, pelindung dan pengayom keluarga.
Saat dirinya mengaku bersalah, seakan langit telah runtuh dan menimpa dirinya. Seakan ia telah kehilangan harga diri. Padahal sesungguhnya tidaklah demikian.
Lelaki Takut Tampak Lemah
Pada saat yang sama lelaki takut tampak lemah di hadapan istri. Jika ia lemah dan 'kalah' di hadapan istri, akan semakin memperpuruk kondisi dirinya. Bukan hanya 'kalah' saat di rumah, nanti dirinya akan diolok-olok oleh teman-teman kerjanya sebagai lelaki takut istri.Â
Persepsi laki-laki tak boleh kalah oleh istri, membuat banyak laki-laki berpikir menang kalah saat berinteraksi dengan istri. Meminta maaf bisa membuat dirinya tampak lemah, mengaku salah bisa membuat dirinya kalah. Demikian cara berpikir banyak laki-laki. Ia takut tampak lemah dan kalah di hadapan istri.
Lelaki Takut Kehilangan Istri
Segalak apapun, sehebat apapun seorang suami, ia tetap memiliki ketakutan. Salah satu ketakutan suami adalah takut kehilangan istri. Suasana tidak mau kehilangan istri ini menjadi kompleks. Saat dirinya melakukan kesalahan, mengakui kesalahan itu membuatnya khawatir sang istri akan kecewa dengan dirinya, tak bisa lagi menerima dirinya, atau bahkan meninggalkan dirinya.Â
Sebab, lelaki bisa kehilangan segalanya apabila istri meninggalkan dirinya. Ketakutan ini membuat dirinya enggan untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf, karena khawatir sang istri semakin kecewa dan semakin menemukan alasan untuk meninggalkan dirinya/
Berkolaborasi Melawan Hasil Studi
Hasil studi Karina Schumann seakan-akan semakin membenarkan apa yang selama ini sudah dipahami oleh masyarakat luas. Tentu saja, hasil penelitian tersebut tidak mewakili semua laki-laki dan semua perempuan. Hasil itu tidak untuk diikuti dan dibenarkan.
Hasil suvei itu hanya untuk memotret apa yang selama ini sudah terlanjur terjadi, tapi tidak untuk dilanjutkan dan dijadikan acuan. Maka suami dan istri harus berkolaborasi untuk melawan hasil survei tersebut, untuk mendapatkan kondisi dan situasi yang lebih baik dan lebih sesuai dengan harapan kedua belah pihak.
Jangan menganggap hasil survei sebagai standar kebenaran yang harus selalu seperti itu kejadiannya. Bahkan hendaknya pasangan suami istri memiliki format sendiri dalam menyelesaikan masalah dan perasaan bersalah di antara mereka.
Sepakatilah format yang nyaman dalam mengekspresikan perasaan bersalah, dan menyelesaikan setiap permasalahan. Berbaik-baiklah dengan pasangan. Jangan sungkan meminta maaf dan mengekspresikan perasaan bersalah secara verbal maupun nonverbal.
Bukankah anda adalah pasangan yang saling mencinta. Maka jangan ikuti ego. Tundukkan ego. Mendekatlah semakin dekat kepada pasangan. Jangan menjauh.
Lelaki Memiliki Cara Tersendiri untuk Meminta Maaf kepada Istri
Pada sisi suami, hendaknya tidak berat untuk menyatakan bersalah dan minta maaf. Belajarlah untuk memverbalkan perasaan bersalah dan permintaan maaf. Ini tidak akan mengurangi harga diri anda, tidak akan menjatuhkan wibawa anda, tidak akan membuat anda jatuh terpuruk.
Pada sisi istri, hendaknya bisa menangkap pernyataan bersalah dan meminta maaf dari suami, bahwa suami sudah mengaku bersalah dan meminta maaf, tanpa diverbalkan.
Ada sangat banyak ungkapan nonverbal yang bisa menunjukkan rasa bersalah dan permintaan maaf dari suami tanpa menunggu kata-kata darinya.
Hendaklah para istri memilih sikap bersahabat, yang membuat setiap permasalahan segera selesai dan tidak lagi mengganggu perasaan dan hubungan mereka.
Keinginan istri untuk mendengar kata pengakuan dan penyesalan suami, sering kali memicu pertengkaran berikutnya lagi.
Suami yang sudah merasa bersalah dan sudah mengubah diri menjadi lebih baik, patut diapresiasi oleh istri sebagai itikad baik untuk melakukan perubahan nyata dalam dirinya.
Biarkan dirinya tetap memiliki harga diri, tetap merasa berwibawa, namun di saat yang sama dirinya sudah menjadi lebih baik dan mengakhiri kesalahannya.
Daftar Bacaan
Cahyadi Takariawan, Wonderful Couple, Era Intermedia, Solo, 2016
Karina Schumann, When and Why Women Apologize More than Men, University of Waterloo, Ontario, Canada, 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H