4. Tidak Mempercayai Suami
Tindakan yang sangat menyakitkan hati bagi suami adalah ketika tidak dipercayai oleh istri. Saat istri selalu curiga dan berburuk sangka, tidak mempercayai omongan suami, membuat suami merasa tidak dicintai.
Apalagi ketika ditindaklanjuti dengan aktivitas nyata yang menunjukkan ketidakpercayaan istri terhadap suami, seperti memata-matai, selalu memeriksa isi HP suami, menguntit kegiatan suami, menyewa detektif untuk mengikuti suami, dan lain sebagainya. Tindakan ini semakin menyakitkan hati suami.
Ada istri yang sangat medsos, sampai suami merasa kalah oleh gadget. Saat suami di rumah, istri justru sibuk bermedsos dengan gadgetnya, tidak peduli dengan suami.Â
Saat suami membutuhkan istri untuk diajak mengobrol atau menemaninya berkegiatan, sang istri lebih memilih asyik dengan gadget. Tindakan yang "sangat gadget" ini tentu akan menjengkelkan suami.Â
Satu sisi, suami merasa tidak diperhatikan. Di sisi lain, suami merasa dikalahkan oleh gadget. Tentu para istri harus mampu membatasi diri, kapan harus mematikan layar gadget, terutama ketika tengah bersama suami.
6. Super Cerewet
Konstruksi otak perempuan memang membuatnya lebih verbal dibandingkan laki-laki. Ini yang membuat perempuan bersifatr cerewet. Namun, istri yang terlalu cerewet, pasti  membuat suami tidak nyaman. Suami heran saat semua hal harus dikomentari istri. Maka para istri harus pandai mengendalikan omongan, agar tidak kebanyakan. Hendaknya bisa memilih dan memilah, kapan berbicara, hal apa yang harus dibicarakan saat ini, hal apa yang bisa ditunda bicaranya. Supaya tidak tampak sebagai super cerewet, yang menjengkelkan bagi suami.
7. Suka Membantah Omongan Suami
Istri yang senang membantah dan mendebat suami, membuat suami tidak nyaman hati. Ia merasa tidak dipatuhi. Dalam batas tertentu, ia bisa merasa gagal sebagai suami. Kadang, istri tidak bermaksud mendebat. Tidak bermaksud membantah omongan suami.
Namun ia hanya ingin menyampaikan pendapat kepada suami, setelah suami mengeluarkan suatu instruksi. Namun karena disampaikan dalam suasana yang tidak tepat dan dengan cara yang tidak tepat, maka terkesan membantah. Setiap suami selesai bicara, langsung dikomentari oleh istri. Ini yang membuat suasana terkesan berbantah-bantahan.
8. Menolak Ajakan Suami
Suami merasa tidak berarti, jika ajakannya ditolak istri. Misalnya, saat suami mengajak hubungan seks, atau mengajak istrinya berkegiatan bersama, lalu ditolak, penolakan ini sungguh menjengkelkan bagi suami.
Suami merasa masygul karena keinginannya tidak terpenuhi. Apalagi dalam konteks ajakan hubungan seksual yang ditolak istri. Ini bukan saja menjengkelkan bagi suami, namun bisa membuat suami berpikir mencari penyaluran yang lain. Karena ada yang harus ia salurkan saat itu juga, dan penyaluran halal kepada istri justru tidak ditanggapi.