Toilet di ICE pada umumnya sangat bersih. Ada fasilitas tisu toilet, tisu wajah, sabun, wastafel, kran air, sistem flush yang canggih, tempat sampah, serta disediakan kantung plastik jika ingin membungkus sampah tertentu. Setiap gerbong disediakan dua toilet berdampingan.
Saya sering mendengar kecanggihan toilet di Eropa. Bukan hanya canggih, namun juga unik bahkan sebagian : aneh. Maka saat pertama menggunakan toilet di kereta api canggih ICE, saya agak takut-takut. Khawatir tampak "kendesoan" diri saya yang tak bisa menggunakan toilet canggih. Muncul kekhawatiran, bagaimana kalau nanti tidak bisa menggunakan? Namun karena "kebelet" harus membuang air, maka saya beranikan diri memasuki toilet canggih di kereta api ICE. Bismillah.
Waktu itu perjalanan dari Frankfurt menuju Zurich menggunakan ICE. Setelah saya masuk toilet, saya kunci pintu dari dalam, saya lihat WC duduk dalam tertutup. Saya amati semua bagian toilet sebelum menggunakan, takut salah. Saat saya buka tutupan WC --inna lillahi-- WC dalam kondisi penuh kotoran manusia. Saya panik. Apakah canggih, unik dan aneh itu memang seperti ini? Saya berpikir keras sebisa saya, mencoba memahami situasi internal toilet.
Saya tekan tombol bertulis WC. Saya yakin itu sistem flush. Namun tak bereaksi apapun. Saya periksa dengan teliti adakah tombol lain yang sekiranya untuk flush? Ternyata tidak ada. Yang ada tombol kran air.Â
Saya coba lagi menekan tombol flush. Tetap tidak bisa. Maka saya putuskan keluar toilet dan tidak jadi menggunakannya. Saya pernah baca, salah satu sistem flush toilet adalah ketika membuka kembali pintu toilet untuk keluar. Saya segera buka pintu untuk keluar, lalu saya masuk lagi untuk melihat keajaiban, ternyata tak terjadi apa-apa.
Maka saya putuskan pindah ke toilet sebelah, persis di sampingnya. Beruntung tidak ada orang lain yang menggunakan. Setelah saya masuk toilet kedua ---inna lillahi--- ternyata kondisinya sama persis dengan toilet pertama.Â
WC dalam keadaan penuh kotoran manusia. Sangat menjijikkan. Benar-benar menjijikkan. Saya makin bingung. Inikah kecanggihan dan keunikan itu? Saya tekan tombol WC yang merupakan sistem flush. Ternyata tidak berfungsi. Saya coba lagi, tetap tidak berfungsi. Saya putuskan keluar dari toilet kedua. Tidak jadi menggunakannya.
Saat saya keluar toilet, ada seorang lelaki yang tengah mengantri. Waduh, dia bisa menuduh saya bahwa saya pelaku kekacauan di dalam lobang WC itu. Maka saya bilang, sambil menunjuk ke dalam, "Not mine!" Saya tidak tahu dia ngerti gak maksud saya. Terserah sajalah, yang penting memang saya tidak mengotori toilet itu. Bukan gue pelakunya, Bro !
Karena memang sedang butuh toilet, saya menyeberang ke gerbong sebelah. Beruntung dua toilet di gerbong sebelah dalam kondisi kosong semua. Saya langsung masuk dan menggunakan toilet pertama.Â
Alhamdulillah lancar dan bersih. Sistem berfungsi semua. Saya bisa pipis di WC, dan bisa membersihkan dengan sistem flush yang tersedia. Lega rasanya. Saya masih penasaran, maka saya masuk toilet sebelahnya lagi. Saya ingin melihat apakah berbeda dengan yang pertama? Ternyata sistem juga berfungsi bagus dan toilet dalam keadaan bersih.
Akhirnya saya menyimpulkan, dua toilet di dalam gerbong saya memang rusak. Bukan karena canggih, aneh atau unik. Bukan saking ndeso-nya saya ---walaupun saya sungguh sangat ndeso. Tapi toilet itu sungguh rusak, walau di kereta paling canggih dan futuristik. Kadang orang ndeso seperti saya, berpeluang memiliki kekaguman yang berlebihan, keheranan yang berlebihan, dan ekspektasi akan kecanggihan yang berlebihan.