Beliau Saw menjawab, "Hendaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berzikir dan istri beriman yang akan menolongmu dalam perkara akhirat." (HR. Ibnu Majah no. 1856, dinyatakan sahih oleh Syaikh Albani)
Untuk itulah, Nabi Saw mengarahkan para pemuda, agar mencari istri dengan pertimbangan utama kebaikan agama. Bukan soal casing seperti wajah cantik, tubuh seksi, kulit putih, mata sipit atau kekayaan, kedudukan, pangkat dan lain-lain. Beliau Saw bersabda, "Wanita itu dinikahi karena empat perkara yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau akan beruntung" (HR. al-Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466).
Imam Al Qurthubi menjelaskan, empat hal tersebut merupakan faktor penyebab dipersuntingnya seorang wanita dan ini merupakan pengabaran berdasarkan kenyataan yang biasa terjadi di tengah manusia, bukan suatu perintah untuk mengumpulkan perkara-perkara tersebut.
Artinya, kalaupun tidak bisa mengumpulkan empat hal tersebut dalam diri seorang wanita, cukuplah memilih kebaikan agama sebagai dasar untuk menentukan keputusan dalam pernikahan. Pilihlah istri yang baik agamanya, itu yang akan membuatnya menjadi istri salihah dan membawa kebaikan keluarga.
Kebahagiaan yang Diberikan Istri Salihah Lebih Kekal
Kebahagiaan hidup manusia bisa datang dari berbagai jalan dan sarana, namun kebahagiaan yang dihadirkan oleh istri salihah lebih kekal dan bertahan lama. Semua kebahagiaan yang muncul dari hal-hal material bisa hilang sirna dalam waktu sekejap, namun istri salihah akan bertahan menemani semua kondisi yang dimiliki suami.
Maka kita bisa memahami ketika istri salihah dinyatakan oleh Nabi Saw sebagai sebaik-baik perbendaharaan yang dimiliki oleh laki-laki, sebagaimana sabda beliau Saw:
"Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri salihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan menaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya" (HR. Abu Dawud no. 1417).
Al-Qadhi 'Iyadh rahimahullah berkata, "Tatkala Nabi Saw menerangkan kepada para sahabatnya bahwa tidak berdosa mereka mengumpulkan harta selama mereka menunaikan zakat, beliau memandang perlunya memberi kabar gembira kepada mereka dengan menganjurkan kepada apa yang lebih baik dan lebih kekal, yaitu istri salihah yang cantik lahir batinnya karena ia akan selalu bersamamu dan menemanimu. Bila engkau pandang menyenangkanmu, ia tunaikan kebutuhanmu bila engkau membutuhkannya. Engkau dapat bermusyawarah dengannya dalam perkara yang dapat membantumu dan ia akan menjaga rahasiamu. Engkau dapat meminta bantuannya dalam keperluan-keperluanmu, ia menaati perintahmu dan bila engkau meninggalkannya ia akan menjaga hartamu dan memelihara anak-anakmu." ('Aunul Ma'bud, 5/57).
Cukuplah berbagai keterangan di atas memberikan gambaran utuh kepada kita, bahwa keberadaan istri salihah dalam sebuah keluarga adalah faktor utama untuk mendatangkan kebahagiaan. Sangat banyak keluarga dengan berbagai latar belakang kondisi ekonomi yang mendapatkan kebahagiaan dan keberkahan dalam hidup, karena dalam rumah tangga mereka ada istri salihah.
Bahan Bacaan :