Jika keluarga memiliki daya resiliensi yang tinggi, akan melahirkan karakter dan perilaku positif dalam menghadapi semua faktor resiko tersebut. Karakter dan perilaku positif yang dimaksud sangat banyak contohnya, seperti kuatnya pendekatan diri kepada Allah sesuai ajaran agama, sikap saling percaya dan menghargai satu sama lain, tradisi kebersamaan dalam keluarga, komunikasi efektif, saling menjaga, saling membantu, saling memaafkan ketika seseorang diantaranya melakukan kesalahan atau hal-hal yang tidak diinginkan, serta komitmen yang kuat terhadap kepentingan dan kebaikan keluarga.
Karakter dan perilaku positif ini merupakan modal sangat berharga bagi keluarga untuk mampu bertahan, jika muncul badai atau stresor yang menggoncang ketahanan keluarga. Inilah yang dimaksud dengan daya lenting atau kelentingan atau resiliensi. Sebuah daya yang sangat diperlukan oleh individu dan keluarga untuk mempertahankan kebaikan dan keutuhannya.
Bahan Bacaan:
Diana Setiyawati, Ph.D., Modul Resiliensi, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 2016
Ariel Kalil, Family Resilience and Good Child Outcomes : A Review of the Literature, Centre for Social Research and Evaluation, Wellington, 2003
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H