Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meng-Idul Fitri-kan Rumah Kita

12 Juni 2018   09:30 Diperbarui: 12 Juni 2018   12:27 1542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (dreamstime.com)

Ramadhan 1439 H sudah hampir berakhir. Pada hari Jumat 15 Juni 2018, insyaallah masyarakat Indonesia akan melaksanakan Shalat Iedul Fithri dan rangkaian tradisi Syawal yang sudah berurat berakar di tengah kehidupan bangsa kita. 

Suasana menjelang Iedul Fithri sangat kuat bisa kita lihat dan kita rasakan pada hari-hari ini, sebagaimana selalu terjadi dari waktu ke waktu. 

Ada keramaian pusat perbelanjaan, ada kemacetan jalan karena mudik, ada mobilitas parcel lebaran, ada berjuta ucapan dan ungkapan Idul Fitri melalui medsos. Ini semua menandakan kehangatan menyambut Iedul Fithri bersama keluarga dan seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Pada momentum Iedul Fithri dan Syawal, terdapat serangkaian ritual yang sebagiannya merupakan ibadah mahdhah yang dicontohkan oleh Nabi Saw, namun sebagian besar lainnya adalah tradisi atau budaya masyarakat Indonesia yang tidak ada contoh di zaman kenabian. 

Keseluruhannya sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan denyut nadi bangsa Indonesia, dan telah menyatukan berbagai elemen masyarakat dan bangsa.

Agar keseluruhan bagian ibadah dan tradisi baik di bulan Syawal tersebut bisa berlangsung secara optimal dan menyenangkan, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan bersama keluarga. Hal ini sekaligus sebagai upaya meng-iedul fithri-kan rumah kita.

  • Memperbanyak Ibadah di Akhir Ramadhan

Hal penting dan tidak boleh diabaikan adalah mengajak semua anggota keluarga untuk memperbanyak ibadah di akhir Ramadhan. Sungguh Ramadhan adalah waktu yang sangat istimewa bagi ummat Islam. 

Di dalamnya terdapat rahmat dan ampunan Allah bagi mereka yang bersungguh-sungguh untuk mendapatkannya. Maka pada hari-hari akhir Ramadhan, ajak semua anggota keluarga untuk semakin memperbanyak ibadah, agar nilai ketakwaan keluarga semakin meningkat. Jangan sampai semakin kendor dan bahkan meninggalkan ibadah, sementara Ramadhan akan segera berlalu.

  • Membersihkan dan Merapikan Rumah

Walaupun tidak ada tuntunan secara khusus, namun hendaknya momentum Iedul Fithri ini dimanfaatkan untuk membersihkan rumah guna menyambut bulan Syawal yang menjadi simbol kemenangan dan peningkatan kebaikan. 

Tentu setiap hari kita sudah membersihkan rumah, namun untuk menyambut Iedul Fithri sangat bagus kalau kita membersihkan rumah secara lebih 'serius'. Sedekahkan barang-barang yang menumpuk dan sudah tidak fungsional. 

Ajak semua anggota keluarga untuk membersihkan dan merapikan rumah, agar bisa menjadi simbol kebersihan dan kerapihan jiwa usai menjalani rangkaian ibadah Ramadhan.

ilustrasi (alamy stock)
ilustrasi (alamy stock)
  • Menyiapkan Keperluan Shalat Ied

Ada beberapa keperluan teknis yang perlu dipersiapkan untuk melaksanakan shalat Iedul Fithri, yang bisa dipersiapkan pada hari-hari sebelumnya. Jika shalat Ied dilaksanakan di tanah lapang, maka perlu menyiapkan alas untuk melaksanakan shalat berjama'ah, yang bisa digunakan oleh semua anggota keluarga. 

Untuk suami dan anak laki-laki menyiapkan alas tersendiri, demikian pula untuk istri dan anak-anak perempuan bisa menyiapkan alas tersendiri. Siapkan pula pakaian yang akan dikenakan saat shalat Ied, mukena, sajadah, kopiah, dan lain sebagainya. Siapkan pula infak terbaik yang akan dimasukkan kota infak di lokasi shalat Ied nanti.

  • Membayarkan Fidyah dan Zakat Fitrah

Hendaknya dipastikan bahwa sebelum melaksanakan shalat Ied, semua kewajiban telah ditunaikan. Khususnya adalah kewajiban membayar zakat fitrah dan fidyah, jangan sampai terlewatkan. Paling lambat pada malam takbiran, sempatkan untuk membayarkan kewajiban tersebut, sehingga esok hari tidak perlu tergesa-gesa untuk melakukan pembayaran. 

Zakat fitrah adalah bagian dari penyempurna seluruh rangkaian ibadah Ramadhan, sedangkan fidyah adalah kewajiban untuk mereka yang karena keadaan tertentu tidak bisa menunaikan puasa.

Selesaikan urusan pembayaran zakat fitrah dan fidyah agar saat shalat Ied sudah benar-benar selesai keseluruhan rangkaian ibadah Ramadhan.

Salah satu tuntunan pada malam menjelang shalat Iedul Fithri adalah mengumandangkan takbir. Hal ini dilakukan sejak malam 1 Syawal hingga pelaksanaan shalat Ied. Dalam tradisi masyarakat kita, banyak yang mewujudkan dalam bentuk takbir keliling, atau melaksanakan bersama-sama di dalam masjid. 

Namun pada dasarnya, melaksanakan takbiran bisa dilakukan di dalam rumah dengan memperbanyak lantunan takbir bersama semua anggota keluarga. Takbir adalah bagian dari syiar, maka dilaksanakan pula sembari berangkat ke lokasi shalat Ied serta pulangnya. Ajak semua anggota keluarga agar memperbanyak takbir sejak malam hari Iedul Fithri.

  • Menyiapkan Keperluan Mudik dan Silaturahim

Sebagian masyarakat sudah melaksanakan mudik jauh hari sebelum Iedul Fithri, sebagian lainnya mudik setelah melaksanakan shalat Ied. Mudik sudah menjadi tradisi rutin dan turun temurun pada masyarakat Indonesia. 

Iedul Fithri menjadi momentum untuk silaturahim, saling melepas rindu, dan melaksanakan aktivitas kebersamaan dengan keluarga bahkan masyarakat luas. Untuk bisa mudik dengan aman dan nyaman, segala sesuatu perlu dipersiapkan. 

Sejak dari kendaraan, atau tiket, perlengkapan, perbekalan, dan segala sesuatu agar mudik menjadi menyenangkan. Mudik harus bisa dinikmati sebagari rekreasi yang semakin menguatkan kebersamaan dalam keluarga.

ilustrasi (dreamstime.com)
ilustrasi (dreamstime.com)
  • Saling Memaafkan

Sesungguhnya tidak ada tuntunan untuk melakukan ritual saling meminta maaf dan saling memaafkan pada hari raya Iedul Fithri. Saling memaafkan adalah tuntunan agama yang sangat baik untuk dilakukan setiap saat, tidak perlu menunggu Iedul Fithri. 

Namun karena sudah menjadi tradisi, maka hal ini menjadi ritual massal dan nasional. Untuk itu hendaknya dimulai dari dalam keluarga terlebih dahulu, sebelum melakukannya bersama tetangga dan masyarakat luas. 

Suami dan istri saling memaafkan, orang tua dengan anak saling memaafkan, semua anggota keluarga saling memaafkan. Setelah dalam keluarga selesai urusan saling memaafkan, baru melakukan ritual ini bersama tetangga dan karib kerabat lainnya.

  • Mengajak Semua Anggota Keluarga ke Lokasi Shalat Ied

Pada pagi hari Iedul Fithri, hendaknya mengajak semua anggota keluarga mendatangi lokasi dilaksanakannya shalat Ied. Bahkan untuk kaum perempuan yang sedang menstruasi sekalipun tetap dianjurkan untuk hadir ke lokasi pelaksanaan shalat Ied, dalam rangka syiar Islam, menjaga ukhuwah, juga mendengarkan tausiyah lewat khutbah Ied. 

Pilih lokasi shalat Ied, atau pilih khatib favorit, dan ajak semua anggota keluarga mendatangi lokasi shalat Ied sambil mengumandangkan takbir. Kenakan pakaian terbaik, menutup aurat dengan sempurna, serta menetapi adab Islami dalam berbusana. 

Disunnahkan berangkat dan pulang melewati jalur jalan yang berbeda, tetap dengan mengumandangkan takbir.

  • Silaturahim ke Tetangga dan Keluarga

Usai melaksanakan shalat Ied, bisa dilanjutkan dengan silaturahim kepada tetangga terdekat dan keluarga. 

Terlebih bagi masyarakat perkotaan yang terbiasa hidup individualis tidak mengenal tetangga, hendaknya momentum Iedul Fithri bisa dimanfaatkan untuk saling silaturahim dengan tetangga terdekat. 

Setelah dengan tetangga terdekat, baru melakukan silaturahim kepada tetangga jauh dan keluarga yang jauh. Hal seperti ini juga menjadi budaya lokal yang sangat kuat, walaupun tidak ada tuntunan untuk mengkhususkan Iedul Fithri sebagai hari silaturahim. Suasana ini diperkuat dengan dukungan Pemerintah yang memberikan libur bersama bagi semua pegawai dan anak-anak sekolah.

  • Mengajak Keluarga Puasa Syawal

Masih ada ibadah yang menjadi nilai keutamaan sekaligus penyempurna Ramadhan, yaitu Puasa Syawal. Hal ini menjadi ibadah sunnah yang bisa dilaksanakan bersama seluruh anggota keluarga, sehingga bisa menjadi penguat kebersamaan dan sekaligus penguat suasana ruhaniyah dalam rumah tangga. 

Puasa sunnah enam hari di bulan Syawal bisa dikerjakan secara berturutan harinya ataupun berselang seling harinya, sehingga bisa dibuat kesepakatan dalam mengerjakannya bersama seluruh anggota keluarga.

kupastuntas.co
kupastuntas.co
Demikianlah beberapa persiapan yang diperlukan agar Hari Raya Iedul Fithri beserta berbagai tradisi di bulan Syawal bisa terlaksana dengan baik dan optimal. Harapannya, ibadah Ramadhan bisa terlaksana sempurna, dan menyambung dengan ibadah Syawal yang dipersiapkan bersama seluruh anggota keluarga. 

Betapa indah kebersamaan dalam suasana penuh spiritualitas, sejak Ramadhan hingga Syawal. Dengan berbagai rangkaian ibadah dan tradisi baik tersebut, keluarga akan semakin kompak, harmonis dan bahagia.

Mertosanan Kulon, Yogyakarta, 27 Ramadhan 1439 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun