Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keluarga Sakinah Menyelesaikan Konflik dengan Mudah

25 Februari 2018   21:23 Diperbarui: 4 Mei 2020   22:03 2820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : www.pinterest.com

Dari arahan beliau tersebut, tampaklah akhlak yang sangat mulia dalam berinteraksi suami istri. Di antaranya, Nabi Saw bersabda, "jangan kamu menjelekannya". Dalam Syarah Sunan Abu Daud dinyatakan, "Jangan kamu ucapkan kalimat yang menjelekkan dia, jangan mencacinya, dan jangan mendoakan keburukan untuknya." Ini adalah akhlak yang sangat mulia dalam berkonflik.

2.Memahami dan menghormati perasaan pasangan

Nabi Saw tidak menyalah-nyalahkan atau menuduh Aisyah, beliau Saw tetap husnuzhan dengan Aisyah. Jika beliau mau, bisa saja beliau ---sebagai Nabi Allah--- langsung memutuskan sesuatu; dan pasti A'isyah pun akan mengikuti keputusan tersebut. Namun hal itu tidak beliau lakukan, justru beliau meminta pertimbangan kepada Aisyah, "Bagaimana pendapatmu, jika Abu Bakar yang melakukan?"

Ini adalah bentuk pengertian dan penghormatan beliau terhadap A'isyah. Mungkin saja ada sesuatu dalam diri A'isyah yang ingin disampaikan namun tidak nyaman atau sungkan, bisa jadi akan lebih nyaman apabila melalui Abu Bakar, sang ayah. Ini adalah sebuah bentuk pengertian dan penghormatan yang luar biasa.

3.Selalu mendahulukan pasangan

Mari perhatikan penggal berikut ini. Setelah Abu Bakar datang, Rasulullah berkata kepada Abu Bakar, "Kami telah memanggilmu untuk mengadili kami berdua." Rasulullah melirik ke arah 'Aisyah dan berkata, "Engkau atau aku yang berbicara?" 'Aisyah menjawab, "Bicaralah dan jangan engkau berkata kecuali hal yang benar".

Baik Nabi Saw maupun A'isyah, keduanya telah bersikap mendahulukan pasangan. Nabi meminta pendapat Aisyah, "Engkau atau aku yang berbicara?" Dan Aisyah menyerahkan kepada Nabi Saw, "Bicaralah dan jangan engkau berkata kecuali hal yang benar". Betapa mulia akhlak beliau berdua. Dalam situasi konflik, tetap mendahlukan dan memuliakan pasangan. Alangkah indahnya jika pasangan suami istri berbicara secara bergantian, dengan mempersilakan pasangannya untuk memulai.

4.Menghadirkan mediator yang dipercaya kedua belah pihak

Kehadiran Abu Bakar adalah untuk memediasi urusan Nabi Saw dengan Aisyah. Sosok Abu Bakar adalah orang yang dipercaya oleh kedua belah pihak. Nabi Saw sangat percaya kepada Abu Bakar, sementara Aisyah adalah anak Abu Bakar. Keduanya memiliki kedekatan dengan Abu Bakar, hal ini lebih menjamin Abu Bakar akan bersikap adil karena tidak hanya dekat dengan salah satu dari keduanya.

Hal ini menjadi pelajaran penting bagi kita, apabila konflik suami istri sudah tidak bisa diselesaikan dengan nyaman oleh mereka berdua, bisa melibatkan pihak ketiga sebagai mediator untuk membantu mencari solusi. Mediator ini haruslah orang yang dipercaya kebaikan dan kompetensinya untuk menyelesaikan masalah, sekaligus dipercaya oleh kedua belah pihak. Jangan sampai mediator justru menambah rumit dan peliknya masalah.

5.Menghindari tindak kekerasan fisik maupun psikis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun