Kadang suami dan istri terlalu asyik dengan dunianya sendiri. Suami asyik dengan dunia kerja, istri asyik dengan dunia bisnis. Suami asyik dengan hobi, istri asyik dengan sosialita. Suami asyik dengan teman chat, istri asyik dengan teman medsos. Jika masing-masing memilih asyik sendiri-sendiri, hal ini akan membuat suasana  jiwa mereka semakin menjauh. Bukan semakin mendekat, bahkan semakin lama semakin asing satu dengan yang lain.
Keasyikan pada dunianya sendiri ini, apabila dibiarkan terjadi dalam waktu yang lama, akan mengakibatkan munculnya perasaan lebih nyaman ketika sendirian. Suami dan istri merasa tersiksa dan terbebani ketika ada pasangan di sampingnya. Istri merasa merdeka ketika sendiri, tidak bersama suami. Demikian pula suami merasa merdeka ketika sendiri, tidak bersama istri. Kondisi ini menandakan hilangnya sakinah dalam kehidupan pernikahan mereka. Karena sakinah itu ada saat bersama, bukan ketika sendiri-sendiri. Maka jangan pernah melakukan pembiaran terhadap munculnya keasyikan sendiri-sendiri, dan tidak nyaman ketika bersama pasangan.
Demikianlah lima gejala pembiaran yang sangat membahayakan kehidupan pernikahan. Tampaknya hal-hal yang sepele dan remeh saja, namun pembiaran berarti menumpuk-numpuk persoalan hingga ke titik yang mudah terjadi ledakan. Jika terbiasa mengurai setiap ketidaknyamanan, sekecil apapun, maka tidak perlu menumpuk bahan bakar atau bahan ledakan. Semua tersalurkan dengan baik, dan kondisi yang tidak nyaman segera ada penyelesaian.
Magetan, 12 Agustus 2017
Bahan Bacaan
Cahyadi Takariawan, Wonderful Couple : Menjadi Pasangan Paling Bahagia, Era Adicitra Intermedia, Solo, 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H