Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suatu Pagi yang Berkesan di Gedung Pakuan

12 Juli 2017   08:34 Diperbarui: 12 Juli 2017   08:54 2498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesibukan seorang Gubernur sudah pasti teramat sangat sibuk. Apalagi untuk wilayah yang sangat luas dan penduduk terbesar di Indonesia, yaitu provinsi Jawa Barat. Namun dalam segudang kesibukan 24 jam sehari semalam itu, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, masih menyempatkan untuk menerima silaturahim Syawalan saya serombongan ---duapuluh orang--- yang bukan warga Jawa Barat, untuk belajar dan menimba ilmu dari beliau.

Selasa 11 Juli 2017 tepat jam 06.30 saya dan teman-teman diterima beliau di Gedung Pakuan, Bandung. Turun dari kereta api Turangga di stasiun Bandung Kota, kami langsung menuju Gedung Pakuan. Tidak sempat mandi dan berganti pakaian terlebih dahulu karena khawatir terlambat tiba di Pakuan. Alhamdulillah, masuk pintu gerbang Gedung Pakuan tepat pukul 06.00 wib, masih ada waktu untuk berfoto di depan Gedung nan megah ini.

Gedung Pakuan adalah bangunan bersejarah yang dibangun Belanda pada tahun 1864 ini, sekarang adalah Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat. Sebuah gedung yang sangat indah dan tertata rapi, dengan arsitek model Eropa yang sangat menarik, dan taman bunga di bagian depan yang menambah keelokan Pakuan. Sangat senang dan bangga bisa diterima gubernur di rumah dinasnya.

Kang Aher ---sapaan akrab Ahmad Heryawan--- menerima kami dengan sangat ramah dan protokoler yang tidak kaku. Bahkan satpam dan para staf beliau pun berlaku sangat ramah terhadap saya dan teman-teman ---tamu wong ndeso ini. Tanpa harus menunggu lama di ruang tamu, Aher menemui kami tepat jam 06.30 seperti waktu yang telah disampaikan pihak protokoler kepada kami. Penampilan yang ramah dan bersahaja, menjadi tampilan Gubernur Jawa Barat ---yang juga ustadz lulusan LIPIA Jakarta, sejak awal hingga akhir pertemuan kami. Sangat banyak hal dan hikmah beliau ceritakan dengan lugas tanpa bersikap jaim.

Saya diminta untuk duduk dikursi dekat beliau. Serasa tidak percaya, karena kursi yang saya duduki itu biasanya untuk tamu-tamu pejabat yang terhormat. Pak Ahmad Hasan, seorang teman yang ikut dalam pertemuan pagi itu, berseloroh, "Apa posisi duduk Pak Cah tidak terbalik dengan Pak Gubernur?" Kang Aher menjawab dengan menceritakan salah seorang tamu beliau dari Papua. Sang tamu merasa sangat kaget dan bahkan seperti tidak percaya, saat diminta duduk di kursi dekat dengan Kang Aher. Dia merasa surprise, tamu jauh dari Papua, namun dihormati sedemikian rupa oleh Gubernur Jawa Barat.

Dok.pri
Dok.pri
Pribadi yang Humble

Aher adalah sosok pemimpin yang bersahaja dan rendah hati. Tidak menampilkan diri sebagai seorang pemimpin yang menjaga jarak dengan rakyat. Sejak awal menerima kami, langsung mengajak kami mengobrol dengan berbagai macam tema. Bahkan yang membuat kami sangat terkejut adalah, ketika mengetahui Kang Aher ikut sibuk menyiapkan teknis perlengkapan sarapan di ruang makan. Kami mengira semua disiapkan oleh para staf rumah dinas, ternyata Kang Aher ikut menyiapkan sarapan kami.

Kang Aher melakukan sendiri beberapa hal untuk kami; sejak menggiling biji kopi dengan grinder, kemudian menyeduhkan kopi Jawa Barat untuk kami. Teman-teman merasa sangat terhormat karena 'dibuatkan kopi' oleh seorang Gubernur. Mungkin peristiwa ini tidak akan terulang lagi, bahwa rakyat jelata diseduhkan kopidari tangan seorang gubernur.

Bahkan ustadz Khairan, seorang teman yang ikut rombongan silaturahim, menyatakan dengan sangat bangga, bahwa dirinya merasa sangat terhormat karena saat bertanya toilet, ternyata langsung diantar oleh Kang Aher. Subhanallah. "Saya diantar ke toilet oleh Gubernur", ujar ustadz Khairan dengan takjub. Seperti tidak percaya menyaksikan betapa 'humble' Gubernur yang satu ini.

Saat saya meminta izin untuk mempersilakan semua anggota rombongan duduk dikursi "terhormat" yang saya duduki agar bisa berfoto dengan Aher, beliau dengan mudah dan ramah mempersilakan. Sebuah kehormatan bagi semua anggota rombongan tanpa terkecuali, termasuk driver, ikut duduk di kursi dekat Gubernur dan berfoto berdua dengan beliau. Ini kesempatan yang sangat menggembirakan bagi wong ndeso seperti saya dan teman-teman.

Dok.pri
Dok.pri
Berwawasan Luas

Yang lebih mengagumkan lagi adalah keluasan wawasan sang Gubernur. Beliau bercerita dari A sampai Z, segala sesuatu disampaikan dengan lancar dan mengalir. Saat seorang teman memperkenalkan diri sebagai alumni salah satu perguruan tinggi di Sudan, Kang Aher  langsung bercerita banyak tentang Sudan. Saat beliau ditanya tentang Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB), beliau langsung bercerita banyak soal persahabatan dengan TGB,

Apalagi ketika ditanya tentang pertanian dan perkebunan, Kang Aher langsung bercerita panjang lebar soal pertanian dan perkebunan. Bukan hanya potensi Jawa Barat, namun bercerita tentang Indonesia dan berbagai negara. Sejak cerita petani di Sukabumi hingga kisah-kisah berbagai negara di dunia. Seakan-akan beliau ahli segala sesuatu, dengan wawasan yang sangat luas. Kami merasa mendapatkan kuliah dari dosen ahli yang mengajar dengan lancar dan penuh ilmu pengetahuan.

Dok.pri
Dok.pri
Gubernur Ahli Kopi

Saat ditanya tentang pengembangan kopi, Kang Aher langsung mengawali cerita tentang kopi Jawa Barat yang telah mencapai prestasi Juara Dunia dalam Specialty Coffee Association of America(SCAA) Expo di Atlanta, Amerika Serikat, April 2016 lalu. Aher menyampaikan banyaknya masyarakat Jawa Barat yang mulai meningkat ekonominya dari kopi. Dulu kopi Jawa Barat tidak dihargai, sekarang mengalami kenaikan harga berlipat semenjak diketahui kualitasnya yang bagus.

Waktu saya tanyakan mengapa kopi Gunung Puntang yang juara dunia itu tidak banyak tersedia di toko-toko, Kang Aher mengatakan sudah habis terbeli langsung di kebun. Karena produksi yang belum banyak, akhirnya para penggemar kopi dari berbagai negara langsung datang menyerbu ke kebun kopi, sehingga tidak banyak yang bisa dijual bebas di toko-toko. Ini merupakan tantangan yang sedang diusahakan untuk dipenuhi oleh para petani kopi Jawa Barat dengan dukungan pemerintah daerah.

Kang Aher bukan hanya ahli soal perkebunan kopi, namun beliau juga penggemar kopi dan pandai menyeduh kopi. Beliau sampaikan ada dua kata kunci untuk menikmati kopi yang enak dan sehat. Pertama, kopi itu digiling bukan digunting. Aroma kopi itu tidak bertahan lama semenjak digiling, maka dari biji asli langsung harus segera diseduh agar aromanya tetap terjaga. Jika kopi mengalami industrialisasi massal, itu sudah kehilangan aroma asli kopi. Khawatirnya yang disajikan dan dijual adalah "syrup rasa kopi", bukan lagi kopi. Maka kopi harus digiling, bukan digunting (sachet).

Kedua, jangan ada gula diantara kita. Sering kali orang minum kopi menambah terlalu banyak gula untuk melawan pahitnya, nah gula inilah yang berpotensi menimbulkan penyakit. Jadi bukan kopinya yang membawa penyakit, namun justru gula yang ditambahkan dalam jumlah banyak itu biang diabetes dan penyakit lainnya. Kang Aher menceritakan sejumlah manfaat kesehatan dari kopi asli, jika tidak dicampur dengan gula dan benar-benar dari kopi biji asli.

Beruntung saya mendapatkan pelajaran cara menyeduh kopi secara tradisional, dari beliau. Saya dan teman-teman menyaksikan bagaimana Kang Aher menggiling dan menyeduh kopi, kemudian kami semua mengikutinya. Benar-benar kuliah tentang kopi sampai praktek langsung penyeduhan kopi di Pakuan. Luar biasa mengesankan.

Dok.pri
Dok.pri
Pemimpin Handal

Salah satu pernyataan menarik dan menggeltik Kang Aher adalah saat ditanya tentang kesibukannya. Ia menyatakan, salah satu kompetensi pemimpin adalah kemampuan untuk menanggung stress atau beban dalam masa yang panjang. "Dulu waktu saya menjadi anggota DPRD merasa betapa sibuk dan berat beban saya. Namun setelah menjadi Gubernur, ternyata bebannya berlipat-lipat. Saya bekerja hampir 24 jam melayani masyarakat", ujar Kang Aher.

Dirinya menyatakan bahwa berbagai undangan masyarakat dia berusaha untuk memenuhinya, sepanjang tidak berbenturan dengan agenda lain yang tidak bisa ditinggalkan. Itu sebabnya dia terbiasa mengunjungi kegiatan banyak kegiatan kemasyarakatan, sampaipun hajatan khitanan warga, dia bersedia datang untuk menjenguk dan mendoakan. Benar-benar pemimpin yang sangat merakyat dan sanggup menanggung beban dalam masa panjang.

Hal ini tentu menjadi modalitas yang sangat berharga bagi Aher untuk berkiprah secara lebih luas dalam kepemimpinan nasional di Indonesia. Karena Jawa Barat merupakan provinsi dengan luas wilayah yang mencakup perkotaan hingga pedesaan, dan jumlah penduduk terbesar di Indonesia.

Dok.pri
Dok.pri
Kisah Anak Seorang Gubernur

Aher adalah seorang gubernur yang sangat memperhatikan keharmonisan keluarga. Di tengah kesibukan beliau, selalu menyediakan waktu untuk memperhatikan keluarga. Wajar jika keluarga Aher dikenal harmonis dan bahagia, dengan anak-anak yang salih dan salihah. Pada awal bulan Syawal ini, beredar berita di medsos tentang salah satu putra beliau yang penuh mengikuti I'tikaf di masjid pada semblan hari terakhir di bulan Ramadhan. Kisah ini menjadi viral dan disebarkan oleh berbagai media.

Saat silaturahim tersebut, saya mengkonfirmasi berita tersebut dan dibenarkan oleh Kang Aher. "Memang anak saya sudah meminta izin untuk mengikutii'tikaf secara full pada sembilan hari terakhir di bulan Ramadhan. Waktu saya tanya mengapa harus full dan tidak pulang, maka ia menjawab bahwa menurut gurunya I'tikaf yang benar adalah sepenuhnya berada di masjid tanpa pulang. Maka saya izinkan," jawab Kang Aher.

Pada beberapa hari terakhir di bulan Ramadhan lalu, setiap pagi, saat Masjid Al-Muttaqin di komplek Gedung Sate, Bandung sudah mulai sepi, seorang remaja masih tampak fokus membaca Al-Quran seorang diri. Ternyata remaja tersebut bernama Abdul Hadi yang masih duduk di bangku kelas 3 SMP. Hadi bercerita, selama sembilan hari Ia tidak pulang karena melaksanakan i'tikaf di masjid itu di akhir bulan Ramadhan. Bahkan sepanjang mengikuti i'tikaf, Hadi sudah tiga kali mengkhatamkan Al-Quran.

Kisah ini diunggah oleh seorang netizen melalui akun instagram.com/r_halfi_m yang kemudian menjadi viral di berbagai media sosial. Awalnya Halfi ---pengunggah kisah ini di instagram--- menuturkan keheranannya atas sikap seorang remaja yang tekun sendirian melaksanakan ibadah i'tikaf penuh di masjid, pada saat jama'ah i'tikaf yang lain banyak meninggalkan masjid di pagi hari. Remaja itu full menetap di masjid siang dan malam untuk i'tikaf, walaupun kadang harus seorang diri.

Berikut cuplikan tulisan Halfi yang dikutip apa adanya dari akun Instagram:

"Dia asik sendiri Baca Al Qur'an sangat menikmati banget baca Al-Quranya, ngeliat dia antusias baca Quran kaya ngeliat anak2 lain seumurnya antusias Nonton YouTube. Di hari ke 9 ini saya penasaran ngobrol Ama anak kecil ini ternyata namanya Hadi dia kelas 3 SMP dimana anak seumurnya doyan nonton YouTube yonglex, anak kecil ini doyanya baca AlQuran. Yang bikin Salute lagi dia cerita, selama 9 hari dia g pulang. Dia satu2 nya jamaah di Masjid ini yang full Itikaf tanpa pulang. Hebat banget!"

"Belom habis keterkaguman saya, saya bertanya, lagi namatin Quran ya? Jawaban adik ini bikin saya makin bengong, Alhamdulillah mas ini yang ke 3. Dalem hati malu, saya aja belom beres hatamin Quran, adik ini udh 3 kali dan full g pulang ke Rumah. Pembawaan adik ini ramah & ceria sekali, sesekali pas bosan, dia buka hp g tau apa yang dia liat dia senyum2 sendiri lalu dia lanjut lagi baca Quran nya. Dalam hati saya hebat sekali ini anak, dari kecil udah cinta Quran dan Masjid saya sebagai org yg udh dewasa jujur sangat malu & ketampar".

"Yg bikin saya penasaran, siapa orang tuanya? Ko hebat bgt anak sekecil ini yang biasanya doyan main dan nonton YouTube kok ini rela buat Full tinggal di Masjid dan namatin Quran sampai 3 kali. Saya makin tercengang karena adik @hadimundi, orang tuanya adalah pak Aher dan Ibu Netty (Gubernur JawaBarat). Di bayangan saya, anak pejabat itu kebanyakan pertantang petenteng sok jago, nakal, hobinya main buang2 duit. MashaAllah ditengah kesibukannya pak Aher dan Ibu Netty ternyata jd teladan dlm mendidik anak".

"Menjadi respect berkali2 lipat kepada mereka. Kesibukan amanah sebagai Gubernur, tetap bisa membimbing anaknya menjadi anak Sholeh. Bahkan sangat Sholeh. Penilaian pemimpin itu bagus bisa dinilai dari memimpin keluarganya terkecilnya dulu. Respect buat Pak @aheryawan dan Ibu @netty_heryawan ditengah kesibukannya memimpin Jabar, tetap bisa mendidik anaknya menjadi anak soleh. Sangat menginspirasi saya, semoga kelak saya juga bisa mempunyai Anak yang Sholeh".

Kisah ini menjadi salah satu bukti kesungguhan Aher dalam memperhatikan keharmonisan dan kebaikan keluarga. Pada masa kepemimpinannya, Aher juga menghasilkan Perda tentang Ketahanan Keluarga yang menginspirasi daerah-daerah lainnya di Indonesia. Saya bersama tim dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Pemprov DIY juga pernah datang untuk melakukan studi ke Pemprov Jawa Barat dalam kaitan dengan Perda Ketahanan Keluarga ini.

Terimakasih Kang Aher, telah menerima kami semua, dan memberikan banyak ilmu bermanfaat bagi kami. Bahkan menikmati sarapan lezat dan kopi nikmat bersama Kang Aher di Gedung Pakuan. Sesuatuyang sangat berkesan. Semoga Allah berikan keberkahan kepada Kang Aher dan keluarga, dan warga Jawa Barat semuanya, serta masyarakat Indonesia pada umumnya.

Bandung 12 Juli 2017

Bahan Bacaan

http://jabar.tribunnews.com/2017/06/27/itikaf-penuh-dan-khatam-al-quran-3-kali-saat-ramadan-ternyata-remaja-ini-putra-gubernur?page=3

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun