Yang lebih mengagumkan lagi adalah keluasan wawasan sang Gubernur. Beliau bercerita dari A sampai Z, segala sesuatu disampaikan dengan lancar dan mengalir. Saat seorang teman memperkenalkan diri sebagai alumni salah satu perguruan tinggi di Sudan, Kang Aher  langsung bercerita banyak tentang Sudan. Saat beliau ditanya tentang Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB), beliau langsung bercerita banyak soal persahabatan dengan TGB,
Apalagi ketika ditanya tentang pertanian dan perkebunan, Kang Aher langsung bercerita panjang lebar soal pertanian dan perkebunan. Bukan hanya potensi Jawa Barat, namun bercerita tentang Indonesia dan berbagai negara. Sejak cerita petani di Sukabumi hingga kisah-kisah berbagai negara di dunia. Seakan-akan beliau ahli segala sesuatu, dengan wawasan yang sangat luas. Kami merasa mendapatkan kuliah dari dosen ahli yang mengajar dengan lancar dan penuh ilmu pengetahuan.
Saat ditanya tentang pengembangan kopi, Kang Aher langsung mengawali cerita tentang kopi Jawa Barat yang telah mencapai prestasi Juara Dunia dalam Specialty Coffee Association of America(SCAA)Â Expo di Atlanta, Amerika Serikat, April 2016 lalu. Aher menyampaikan banyaknya masyarakat Jawa Barat yang mulai meningkat ekonominya dari kopi. Dulu kopi Jawa Barat tidak dihargai, sekarang mengalami kenaikan harga berlipat semenjak diketahui kualitasnya yang bagus.
Waktu saya tanyakan mengapa kopi Gunung Puntang yang juara dunia itu tidak banyak tersedia di toko-toko, Kang Aher mengatakan sudah habis terbeli langsung di kebun. Karena produksi yang belum banyak, akhirnya para penggemar kopi dari berbagai negara langsung datang menyerbu ke kebun kopi, sehingga tidak banyak yang bisa dijual bebas di toko-toko. Ini merupakan tantangan yang sedang diusahakan untuk dipenuhi oleh para petani kopi Jawa Barat dengan dukungan pemerintah daerah.
Kang Aher bukan hanya ahli soal perkebunan kopi, namun beliau juga penggemar kopi dan pandai menyeduh kopi. Beliau sampaikan ada dua kata kunci untuk menikmati kopi yang enak dan sehat. Pertama, kopi itu digiling bukan digunting. Aroma kopi itu tidak bertahan lama semenjak digiling, maka dari biji asli langsung harus segera diseduh agar aromanya tetap terjaga. Jika kopi mengalami industrialisasi massal, itu sudah kehilangan aroma asli kopi. Khawatirnya yang disajikan dan dijual adalah "syrup rasa kopi", bukan lagi kopi. Maka kopi harus digiling, bukan digunting (sachet).
Kedua, jangan ada gula diantara kita. Sering kali orang minum kopi menambah terlalu banyak gula untuk melawan pahitnya, nah gula inilah yang berpotensi menimbulkan penyakit. Jadi bukan kopinya yang membawa penyakit, namun justru gula yang ditambahkan dalam jumlah banyak itu biang diabetes dan penyakit lainnya. Kang Aher menceritakan sejumlah manfaat kesehatan dari kopi asli, jika tidak dicampur dengan gula dan benar-benar dari kopi biji asli.
Beruntung saya mendapatkan pelajaran cara menyeduh kopi secara tradisional, dari beliau. Saya dan teman-teman menyaksikan bagaimana Kang Aher menggiling dan menyeduh kopi, kemudian kami semua mengikutinya. Benar-benar kuliah tentang kopi sampai praktek langsung penyeduhan kopi di Pakuan. Luar biasa mengesankan.
Salah satu pernyataan menarik dan menggeltik Kang Aher adalah saat ditanya tentang kesibukannya. Ia menyatakan, salah satu kompetensi pemimpin adalah kemampuan untuk menanggung stress atau beban dalam masa yang panjang. "Dulu waktu saya menjadi anggota DPRD merasa betapa sibuk dan berat beban saya. Namun setelah menjadi Gubernur, ternyata bebannya berlipat-lipat. Saya bekerja hampir 24 jam melayani masyarakat", ujar Kang Aher.
Dirinya menyatakan bahwa berbagai undangan masyarakat dia berusaha untuk memenuhinya, sepanjang tidak berbenturan dengan agenda lain yang tidak bisa ditinggalkan. Itu sebabnya dia terbiasa mengunjungi kegiatan banyak kegiatan kemasyarakatan, sampaipun hajatan khitanan warga, dia bersedia datang untuk menjenguk dan mendoakan. Benar-benar pemimpin yang sangat merakyat dan sanggup menanggung beban dalam masa panjang.