Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pikir Lagi Seribu Kali Sebelum Bercerai

24 Agustus 2016   16:37 Diperbarui: 24 Agustus 2016   16:51 1395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hendaknya dipertimbangkan secara masak-masak, jangan cepat-cepat memutuskan untuk bercerai. Ingatlah kebersamaan dengan pasangan itu sangat mahal. Kebersamaan itu yang menenangkan, membahagiakan, melegakan, membuat suasana indah dan nyaman. Kesendirian akan menjadi siksaan. Di ruang konseling, kami sering mendapatkan curhat mereka yang harus menjalani hidup dalam kesendirian karena berpisah dengan pasangan. Tentu saja sedihnya tidak bisa terlukiskan dengan kata-kata. Kesendirian itu sangat menyiksa, demikian ungkapan seorang klien saya di ruang konseling.

Mungkin itu yang membuat sulit tidur. Hasrat tidak tersalurkan. Kasih sayang tidak didapatkan. Semua manusia, laki-laki maupun perempuan, memerlukan sentuhan, memerlukan kasih sayang, memerlukan pelukan, memerlukan curahan cinta, memerlukan tempat untuk berbagi. Jika hal-hal manusiawi itu tidak mendapat penyaluran, bagaimana ia bisa tidur nyenyak? Bagaimana bisa hidup tenang? Jadilah beban pikiran yang memberatkan. Akhirnya bisa memunculkan penyakit, penuaan dini, depresi, bahkan sampai resiko kematian.

Pikirkan ribuan bahkan jutaan kali, sebelum mengambil keputusan bercerai. Karena kesendirian itu bisa mematikan.

Bahan Bacaan :

Perceraian Tingkatkan Risiko Kematian 

Efek Perceraian terhadap Pria dari Kematian Dini hingga Risiko Bunuh Diri 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun