Ada pertanyaan yang diajukan beberapa orang mahasiswa semester akhir, saat mereka berkunjung ke Jogja Family Center beberapa waktu lalu.
“Kapan sebaiknya seorang pemuda lajang mulai memilih calon pendamping hidupnya?”
Ini pertanyaan yang sangat bagus. Saya merasa perlu menjawab dengan cermat dan detail, agar bisa memberikan gambaran yang utuh tentang proses pemilihan calon jodoh. Mahasiswa ini masih proses menyelesaikan kuliah, dan berencana menikah setelah wisuda. Maka ada hal yang menggelitik hatinya, apakah menikah dimulai dari mencari calon? Dan kapan proses mencari calon itu bisa dimulai?
Mencari jodoh adalah aktivitas yang terkait erat dan langsung dengan proses pernikahan. Oleh karena itu, aktivitas ini semestinya dilakukan pada saat :
1. Anda yakin sudah memiliki kesiapan yang memadai untuk menikah
Mencari dan memilih jodoh itu adalah bagian proses menuju pernikahan, maka harus diawali dengan penyiapan diri terlebih dahulu. Sangat banyak bekal yang harus disiapkan dengan matang, agar dalam menghadapi realitas kehidupan berumah tangga tidak terjadi kekagetan dan keterkejutan. Menyiapkan diri hingga benar-benar merasakan kesiapan yang memadai untuk menikah, setelah itu baru berproses mencari dan memilih calon pendmping hidup.
Jangan dibalik prosesnya. Mencari-cari dulu, setelah dapat baru menyiapkan diri. Pada dasarnya, proses menyiapkan diri itu memerlukan waktu yang lebih panjang. Sedangkan mencari dan memilih jodoh, bukanlah aktivitas yang rumit dan berbelit-belit. Maka siapkan diri sebaik-baiknya, secara mental, spiritual, konsepsional, material serta amal. Tentu tidak harus siap hingga seratus persen, namun jangan sampai tidak memiliki kesiapan sama sekali.
2. Anda sudah memiiki rencana untuk menikah
Menikah memerlukan perencanaan. Maka anda harus menghitung dengan cermat kapankah anda akan melaksanakan pernikahan. Jika anda belum meiliki gambaran dan perencanaan sama sekali untuk menikah, sesungguhnya belum layak untuk berproses mencari dan memilih calon pendamping hidup. Yang anda perlukan adalah membuat planning kehidupan, kapan anda akan melaksanakan pernikahan. Jawab duu pertanyaan ini : kapan anda akan menikah? Tahun berapa, bulan apa? Itulah perencanaan.
Jika anda melakukan aktivitas mencari calon pasangan tanpa didahului oleh perencanaan pernkahan, jadinya hanya memenuhi hasrat syahwat dan kesenangan sesaat. Anda melakukan interaksi yang tidak bertanggung jawab. Untuk apa berinteraksi secara intens dengan pasangan jenis, jika ternyata tidak ada rencana menikah sama sekali. Untuk apa menjalin pertemanan yang bercorak khusus dengan seseorang yang sangat spesial bagi anda, jika ternyata tidak ada dalam konteks perencanaan menikah. Artinya hubungan itu hanya untuk melampiaskan syahwat semata-mata, ini yang banyak menjermuskan manusia ke dalam kubangan dosa.
3. Dalam rentang waktu yang pantas
Setelah anda memiliki perencanaan, bukan berarti langsung mencari calon. Lihat dulu jadwal yang anda rencanakan itu. Jika sekarang tahun 2016, ternyata rencana pernikahan anda ada di tahun 2026, maka itu rentang waktu yang terlalu panjang jika anda mulai mencari calon dari sekarang. Apa yang akan anda lakukan sepanjang 10 tahun menunggu waktu menikah? Tentu hanya memperbanyak peluang maksiat. Anda tidak akan bisa menjaga kesucian diri, anda tidak akan mampu membentengi kehormatan, jika rentang waktunya terlalu panjang.
Satu tahun menjelang tiba waktu yang anda recanakan untuk menikah, barulah pantas untuk memulai langkah untuk mencari calon. Dalam banyak peristiwa, ternyata proses mencari calon hingga sampai akad nikah hanya memerlukan waktu dalam hitungan hari, pekan atau bukan. Tidak sampai menghabiskan waktu satu tahun. Jangan berlama-lama dalam proses pengenalan atau pencarian calon, karena tindakan berlama-lama ini hanya akan membuka peluang perbuatan pelanggaran. Melanggar aturan agama, melanggar adat dan menjatuhkan martabat kemanusiaan.
4. Tidak dalam kondisi mabuk cinta
Sudah sering saya sampaikan, bahwa suasana jatuh cinta atau mabuk cinta itu membutakan mata dan hati. Orang yang tengah jatuh cinta sudah tidak bisa diberi nasihat lagi. Ini berbahaya, karena mengambil keputusan yang sangat penting dan berdampak panjang namun kurang pertimbangan. Suasana orang yang dimabuk cinta itu tidak lagi merdeka. Jiwanya, hatinya, pikirannya, dunianya, sudah tersandera oleh orang yang dicintainya.
Jatuh cinta itu memabukkan, dan menghilangkan kecerdasan. Pada titik seperti itu, apapun nasihat yang diberikan orang lain sudah tidak mempan dan tidak bisa didengar lagi. Seorang wanita yang tengah tergila-gila dengan lelaki idamannya, ketika dinasihati oleh seorang teman dekat tentang kelakuan negatif si lelaki tersebut, cenderung dibantah dan dinegasikan.
“Hati-hati loh... Cowokmu itu PHP, penebar harapan palsu. Sudah banyak cewek tertipu oleh janji manisnya”, demikian isi nasihat itu.
“Kamu tidak tahu apapun tentang dia. Aku yang paling mengerti tentangnya. Dia tidak seperti yang kalian pikirkan itu”, itulah jawaban si keras kepala.
Wanita ini tidak lagi merdeka, karena dirinya telah terinveksi oleh lelaki yang dicintainya. Ketika memutuskan menikah dalam situasi yang terbelenggu, maka membuat sempitnya pertimbangan dan rasionalitas. Buka diri, buka hati, buka mata, buka telinga, agar pengambilan keputusan menikah benar-benar terjadi dengan sepenuh kesadaran, sepenuh pertanggungjawaban. Tidak dalam kondisi buta mata, buta hati, karena telah terjebak virus jatuh cinta yang membuat segala sesuatu menjadi indah mempesona.
5. Dalam situasi jiwa yang merdeka
Hendaknya anda mencari calon pasangan hidup dalam suasana jiwa yang merdeka. Tidak dalam tekanan paksaan tertentu, tidak dalam suasana emosional tertentu yang tengah menghimpit anda. Saat seseorang dalam himpitan permasalahan yang berat, ia tidak bisa lagi berpikir jernih. Semua erhatiannya terfokus kepada masalah yang tengah dihadapinya. Dalam situasi seperti itu, pengambilan keputusan memilih jodoh bisa dipengaruhi oleh emosi sesaat. Kelak hal ini bisa disesali, saat sudah berada dalam suasana yang merdeka dan terbebas dari masalah yang menghimpit.
Maka semestinya anda mencari calon pendamping hidup dalam suasana jiwa yang nyaman dan damai. Tidak tergesa-gesa, tidak dalam tekanan at.au ancaman. Anda mencari dan memilih mobil saja tidak boleh tergesa-gesa, harus cermat dalam menentukan pilihan. Apalagi mencari dan memilih calon suami atau istri, tentu harus lebih cermat lagi.
Demikianlah lima panduan, kapan saatnya anda mulai berproses mencari calon pasangan hidup. Ingat, keputusan anda tentang pendamping hidup akan berdampak sangat panjang dalam kehidupan, dunia hingga akhirat. Maka berhati-hatilah, dan cermatlah. Semoga mendapatkan jodoh yang terbaik bagi kehidupan dunia dan akhirat anda. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H