Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pilih Calon Istri yang Salihah dan Tidak Bikin Susah

3 Agustus 2016   08:23 Diperbarui: 3 Agustus 2016   08:32 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.otosia.com
www.otosia.com
Pilih Istri Yang Salihah

Agar bisa mendapatkan keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah, Nabi saw telah memberikan penjelasan dalam menentukan pilihan calon istri:

“Barangsiapa menikahi perempuan hanya karena kemuliaannya, Allah tidak akan menambah kepadanya kecuali kehinaan. Barangsiapa menikahi seorang perempuan hanya karena hartanya, Allah tidak akan menambah kepadanya kecuali kefakiran. Barangsiapa menikahi perempuan hanya karena keturunannya, Allah tidak akan menambah kepadanya kecuali kerendahan.  Barangsiapa menikahi seorang perempuan karena ingin menjaga pandangan mata, memelihara kemaluan dari perbuatan zina, atau menyambung tali persaudaraan, maka Allah akan mencurahkan keberkatan kepada keduanya” (riwayat Thabrani).

Memilih isteri jangan hanya karena kemuliaan status sosial, kekayaan atau keturunannya saja. Akan tetapi hendaklah memiliki orientasi yang kuat dalam memilih berdasarkan kebaikan agama. Seorang ulama' bernama Aksam bin Shaifi pernah menasihati kaumnya, "Wahai Bani Tamim, janganlah sekali-kali kalian tergiur dan terpesona kecantikan wanita, sehingga membuat kalian lupa diri dan tidak menyelidiki siapa, dari mana asalnya, dan sebagainya. Karena perkawinan seperti itu mudah meruntuhkan kehormatan".

Abul Aswan Ad Duali berkata kepada putranya, "Wahai anakku, aku telah berbuat baik kepadamu semenjak kalian kecil hingga dewasa, bahkan semenjak kalian belum lahir".

"Bagaimana cara ayah berbuat baik kepada kami sebelum kami lahir ?"

"Ayah telah memilihkan untuk kalian seorang wanita terbaik di antara sekian banyak wanita, seorang ibu yang pengasih dan pendidik yang baik untuk anak-anaknya".

Kisah dialog di atas menggambarkan betapa orientasi memilih wanita berdasarkan kebaikan agama, akan membawa keberkahan yang amat banyak. Salah satunya adalah kemampuan membina anak-anak dan menyayangi keluarga dengan baik. Itu adalah kriteria yang sangat fundamental yang akan memberikan kebahagiaan dan keharmonisan hidup berumah tangga hingga akhir usia. Ingat, menikah bukan hanya untuk bersenang-senang saja. Hidup berumah tangga akan melewati masa yang panjang dalam kehidupan, maka hendaklah tepat memilih pasangan.

Jangan sampai memilih istri hanya terjebak kecantikan dan kemolekan tubuh, hingga mengabaikan hal-hal yang lebih mendasar. Cantik, bisa memberi kebahagiaan, sekaligus kesengsaraan.

Bandung 3 Agustus 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun