Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tidak Cukup Kata Cinta, Keluarga Butuh Biaya

20 Juli 2016   11:34 Diperbarui: 21 Juli 2016   01:00 1960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang istri tengah protes dan uring-uringan kepada suaminya....

Istri : Kenapa sih Bang kamu dulu ga bilang kalau semiskin ini? Susah banget nih hidup kita ga punya apa-apa...

Suami : Sebenarnya aku dulu sudah sering bilang padamu Dek, cuma kamu ga pernah peduli...

Istri : Oh ya? Emang dulu Abang bilang apa?

Suami : Aku dulu kan sudah sering mengatakan, bahwa aku tidak punya apa-apa di dunia ini, kecuali kamu.... Eh, kamu malah menjawab “so sweet....”

Istri : Hah?

Anda tentu sudah sering mendengar lawakan di atas. Namun jangan salah paham, walau itu lawakan, namun sesungguhnya benar-benar terjadi dalam kehidupan keseharian. Nyatanya hingga hari ini, persoalan kesulitan ekonomi ikut mempermudah munculnya ketidakpuasan hidup berumah tangga, hingga ke tingkat perceraian. Sangat banyak persoalan hidup berumah tangga yang dipicu oleh ketidakberdayaan keluarga.

Untuk mewujudkan kebahagiaan dan keharmonisan keluarga, ada beberapa aspek yang sangat penting dan signifikan untuk mendapatkan perhatian. Pada dua postingan sebelumnya, sudah saya sampaikan tentang aspek persiapan menjelang pernikahan, dan aspek pembinaan hidup berumah tangga. Pada kesempatan kali ini akan saya sampaikan tentang aspek pemberdayaan keluarga.

Keluarga menjadi rentan terhadap permasalahan salah satunya karena kurang berdaya atau bahkan tidak berdaya. Diantara penyebab munculnya persoalan bahkan sampai perceraian di Indonesia adalah karena faktor ekonomi. Hal ini menandakan, ada faktor kerentanan yang disebabkan karena ketidakmampuan ekonomi, sehingga membuat pondasi keluarga menjadi rapuh. Maka untuk menjaga keharmonisan keluarga tidak cukup hanya dengan melakukan persiapan menjelang pernikahan dan pembinaan hidup berumah tangga, namun juga harus ada upaya untuk menjadikan keluarga mandiri dan produktif.

Itu menandakan, romantisme, kata-kata cinta dan tindakan mesra saja tidak cukup untuk mempertahankan keluarga. Karena hidup berumah tangga memerlukan biaya. Ternyata cinta perlu dirawat dengan sejumlah biaya....

Tujuan Pemberdayaan Keluarga

Program pemberdayaan merupakan upaya meningkatkan harkat dan martabat keluarga agar bisa mencapai tujuan hidup berkeluarga. Tujuan pemberdayaan keluarga adalah memampukan dan memandirikan keluarga, sehingga bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, bisa memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak, bisa mendapatkan kesehatan yang prima dan bahkan memiliki tabungan untuk hal-hal penting atau darurat yang tidak diduga dalam kehidupan. Ujungnya adalah keluarga yang harmonis, bahagia dan sejahtera.

Pemberdayaan juga bermaksud menjadikan keluarga sebagai basis perubahan dan perbaikan bagi masyarakat sekitar. Semua anggota keluarga terlibat aktif dalam kegiatan lingkungan sekitar, tidak menjadi beban bagi masyarakat dan negara, dan tidak membuat kerusakan bagi lingkungannya.

Program pemberdayaan ini membuat semua keluarga memiliki makna dan kemanfaatan baik secara internal maupun eksternal, ke dalam maupun keluar rumah. Secara internal, program pemberdayaan membuat keluarga bisa mandiri dan mencukupi kebutuhan hidup mereka tanpa menjadi beban bagi pihak lain. Secara eksternal, hal ini akan memberikan pengaruh positif bagi lingkungan sekitar.

Menurut Prof. Dr. Euis Sunarti, pemberdayaan keluarga memiliki dimensi tujuan yang sangat luas, meliputi :

  • Membantu keluarga untuk menerima, melewati, menjalani dan mempermudah proses perubahan yang akan dan tengah dialami keluarga

Keluarga akan selalu berada dalam situasi yang dinamis, dan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Dari keluarga baru yang belum punya anak, akan terus berkembang saat mulai punya anak dengan perkembangan usia dan fasenya. Tentu saja kebutuhan hidup akan selalu berkembang dari waktu ke waktu, yang harus disikapi, dilewati dan dijalani dengan tepat. Program pemberdayaan harus berupaya untuk membantu keluarga dalam melewati proses perubahan ini dengan sebaik-baiknya.

  • Menggali potensi dan kapasitas anggota keluarga baik dari segi kepribadian maupun dari segi ketrampilan dan manajerial

Program pemberdayaan tidak boleh menciptakan ketergantungan atau bahkan pelemahan. Aktivitas yang murni charity, seringkali menyenangkan pihak yang mendapat bantuan, namun dalam jangka panjang hal itu tidak memandirikan, bahkan sering menimbulkan ketergantungan. Untuk itu, semua anggota keluarga harus digali potensi dan kapasitasnya baik dari segi mental spiritual, maupun dari segi manajerialnya. Inilah yang menjadi esensi pemberdayaan, yaitu membuat semua anggota keluarga memiliki keberdayaan. Bukan ketergantungan.

  • Mendorong keluarga agar memiliki daya ungkit yang memadai untuk mandiri

Pada kondisi keluarga tengah menghadapi persoalan ekonomi yang berat dan rumit, mereka harus mendapatkan dorongan yang memadai agar memiliki daya ungkit untuk mandiri. Kesulitan mereka yang bercorak sangat mendesak bisa dibantu dengan charity, namun hal itu bukanlah daya ungkit. Yang sangat diperlukan adalah spirit untuk bangkit, namun juga harus mengetahui peluang serta memiliki ketrampilan yang diperlukan untuk mandiri.

  • Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan hidup seluruh anggota keluarga sepanjang tahap dan siklus hidup keluarga

Karena keluarga akan melalui berbagai tahap dalam kehidupan mereka, maka sangat penting bagi semua anggota keluarga untuk memiliki pengetahuan dan ketrampilan hidup. Jangan sampai mereka menjadi kaget oleh karena adanya perubahan-perubahan dalam siklus kehidupan yang terus berubah, tanpa adanya persiapan untuk menghadapinya. Program pemberdayaan berorientasi untuk membuat semua anggota keluarga memiliki pengetahuan dan ketrampilan hidup yang berkembang sesuai dengan tahap kehidupan berumah tangga.

  • Membangun daya tahan dan daya adaptasi yang tinggi terhadap perubahan dalam kehidupan

Sangat penting bagi semua anggota keluarga untuk memiliki daya tahan dan daya adaptasi terhadap adanya perubahan, agar mereka mampu menjalani kehidupan dengan sukses tanpa kesulitan dan hambatan yang berarti. Perubahan bisa terjadi secara tiba-tiba dan drastis, namun bisa pula terjadi secara gradual dan bertahap. Misalnya, dari kondisi mapan ekonomi tiba-tiba mengalami kebangkrutan total akibat kegagalan bisnis. Atau sebaliknya, dari kondisi miskin tiba-tiba mendapatkan keuntungan yang sangat besar dalam waktu cepat. Perubahan seperti ini harus dihadapi dengan daya tahan dan daya adaptasi yang baik, sehingga tidak kaget dan tidak salah dalam menyikapi.

  • Membina dan mendampingi proses perubahan sampai tahap kemandirian

Program pemberdayaan harus berupaya memberikan pembinaan dan pendampingan dalam setiap proses perubahan yang dihadapi oleh keluarga, hingga mereka mampu mandiri. Banyak dijumpai keluarga yang rentan dalam meghadapi perubahan, karena tidak siap dengan situasi dan kondisi yang cepat berubah. Ada perubahan yang disebabkan oleh karena situasi umum di Indonesia maupun di dunia, atau perubahan yang bdisebabkan karena situasi regional serta lokal, namun ada perubahan yang terjadi hanya dalam suatu keluarga tertentu.

Tiga Program Pemberdayaan

Pemberdayaan keluarga semestinya mengacu pada Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang menyatakan, “Keluarga sebagai wahana untutk mendidik, mengasuh dan sosialisasi anak, mengembangkan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik serta memberikan kepuasan dan lingkungan sosial yang sehat guna tercapainya keluarga sejahtera”. Pemberdayaan berorientasi memampukan keluarga dalam menghadapi situasi kenelangsaan dan kesulitan, hingga mampu keluar dari kondisi sulit itu.

Untuk mencapai berbagai tujuan mulia tersebut, menurut Prof. Euis Sunarti, bisa dilakukan melalui tiga program, yaitu peningkatan kapasitas SDM anggota keluarga, penguatan ekonomi keluarga, serta kegiatan pendukung. Contoh kegiatan peningkatan kapasitas SDM anggota keluarga adalah dengan program penguatan motivasi, pelatihan enterpreunership dan kewirausahaan untuk menciptakan jiwa wirausaha serta jiwa kemandirian. Semua anggota keluarga harus memiliki semangat bekerja, berusaha, dan memiliki kemampuan untuk mengelola kehidupan berumah tangga tanpa mengabaikan semua sisinya.

Contoh kegiatan penguatan ekonomi keluarga adalah pelatihan ketrampilan aneka kreasi, yang bisa memberikan ketrampilan praktis sebagai bekal berproduksi secara mandiri. Ada sangat banyak jenis kegiatan kreatif dalam rumah tangga yang bisa melibatkan seluruh anggota keluarga untuk berproduksi.

Pengolahan barang-barang bekas menjadi sesuatu yang produktif sudah banyak contoh keberhasilannya, bahkan dari sampah sekalipun. Jika semua anggota keluarga memiliki mental wirausaha dan memiliki ketrampilan kreatif, akan membuat keluarga mampu mandiri bahkan bisa memberdayakan masyarakat sekitar.

Keluarga yang terberdayakan semua potensinya, membuat mereka sibuk dalam hal-hal yang produktif. Dengan cara itu, keluarga menjadi tidak sempat mempersoalkan hal-hal sepele dalam kehidupan, karena semua memiliki kegiatan positif yang menyibukkan.

Sebaliknya, keluarga yang tidak berdaya, membuat suasana sangat sensitif di antara anggotanya. Mereka mudah saling menyalahkan satu dengan yang lainnya, dan akhirnya mudah terjatuh dalam persoalan-persoalan yang rumit.

 Bahan Bacaan :

  • Cahyadi Takariawan, Wonderful Family, Era Adicitra Intermedia, Solo, 2013
  • Euis Sunarti, Program Pemberdayaan dan Konseling Keluarga, Makalah di Fakultas Ekologi Manusia IPB, Bogor, 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun