Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Hati-hati CLBK Saat Reuni Lebaran

10 Juli 2016   05:02 Diperbarui: 10 Juli 2016   19:03 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.shutterstock.com

  • Jaga Etika Pergaulan
    Di antara hal yang membuat orang mudah terjatuh ke dalam CLBK adalah pergaulan yang melanggar aturan agama, etika dan kepatutan umum. Saat di forum reuni ---maupun sebelum dan sesudahnya--- jangan membuat janjian ketemuan secara khusus dengan para mantan. Jangan pernah dengan sengaja berusaha mengembalikan ingatan romantisme masa lalu, misalnya kembali berduaan menyusuri jalan-jalan dan lorong-lorong yang pernah Anda lewati dengan mesra. Atau kembali mengunjungi tempat-tempat favorit saat Anda masih memiliki hubungan asmara dengan si dia di masa lalu.

    Ingat, itu semua sudah berlalu. Jangan coba diingat dan diangkat lagi kenangan itu dengan alasan “cuma ngobrol”. Saya kembali ingatkan, bahwa banyak orang terjebak perselingkuhan tanpa sadar, bermula dari kata “cuma”. Coba perhatikan kata-kata klise yang menjebak berikut ini:

    “Aku kan cuma ngobrol, masak gak boleh....”
    “Aku kan cuma curhat, masak dilarang...”
    “Aku kan cuma jalan-jalan doang, gak ngapa-ngapain, kok dicurigai...”

    Perhatikan, itu bukan cuma ! Itu tindakan berbahaya, karena Anda sudah punya keluarga. Jangan menganggap sepele.

  • Segera Menjauh Saat Merasa Ada Perasaan yang Istimewa
    Ketika dalam reuni tersebut Anda benar-benar bertemu dengan seseorang yang dulunya sangat istimewa di hati Anda, lalu Anda mulai merasakan hadirnya kembali perasaan istimewa di dalam hati, segeralah menjauh saat itu juga. Benar, saat itu juga. Anda bisa membuat alasan karena ada acara lain, atau karena sudah ditunggu oleh keluarga, atau alasan apapun. Jangan menikmati perasaan istimewa tersebut yang membuat Anda berlama-lama dalam suasana roman masa lalu.

    Kesalahan yang biasa terjadi, munculnya perasaan istimewa seperti ini justru dinikmati, dan bahkan terlambat disadari. Dampaknya sangat panjang, justru membiarkan diri larut dalam suasana sesaat yang sangat memabukkan. Masih ditambah dengan mulai chatting pribadi, melalui WhatsApp, Line, Facebook, Instagram, Telegram dan sarana komunikasi lainnya. Sepulang reuni seperti kembali remaja dan jatuh cinta lagi dengan mantan kekasih di masa lalu.

    Stop! Sekali lagi, stop! Jangan pernah ikuti, jangan pernah Anda teruskan. Sepulang reuni segera kembali berkegiatan, bekerja, dan hidup normal serta bahagia bersama semua anggota keluarga.

  • Tidak hadir reuni juga tidak berdosa
    Jika sejak awal Anda sudah merasa tidak aman dan tidak nyaman, jangan memaksa diri hadir reuni. Misalnya sudah ada gejala atau sinyal dari mantan, yang menjapri mengajak pertemuan khusus, merayu atau membujuk agar Anda mau diajak berjalan-jalan berdua dengannya habis reuni. Ini sudah merupakan pertanda “buruk” bagi Anda, maka jika kehadiran di forum reuni justru akan berbuntut panjang, lebih baik tidak datang, demi menjaga kebaikan semua pihak.

    Menjaga diri Anda sendiri, menjaga pasangan dan keluarga Anda, menjaga hati mantan dan keluarganya. Ini adalah tindakan preventif demi kebaikan semuanya. Toh tidak datang reuni juga tidak berdosa. Bahkan bisa jadi ketika datang bisa menimbulkan dosa akibat tidak bisa menjaga diri.

  • Selamat Syawalan, selamat Lebaran, selamat reuni, namun jaga selalu hati agar tidak terjebak dalam romantisme masa lalu yang sanggup merusak kebahagiaan keluarga yang sudah Anda bangun selama ini.

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun