Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

MENJADI MANUSIA CERDAS SETELAH RAMADHAN

5 Juli 2016   22:10 Diperbarui: 22 Mei 2020   17:32 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir tahun kesepuluh, ia turun dari jabatannya sebagai Kepala Kampung. Semua warga memuji kebaikan dan kecerdasannya. Mereka berondong-bondong menghantarkan sang mantan Kepala Kampung menuju istana di tengah kota yang sangat megah. Maka ia tinggal di istananya dengan sepenuh suka cita. Kerja keras yang ia lakukan selama sepuluh tahun tidak sia-sia. Kini ia menikmati hasil akhir yang bahagia.

Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, walillahil hamdu.

Jama’ah shalat Iedul Fithri yang dirahmati Allah,

Demikianlah gambaran kehidupan dunia dengan akhirat. Musafir yang cerdas itu bekerja keras di dunia, guna mempersiapkan hari akhir yang indah dan menyenangkan. Banyak orang cemas dan takut kematian, karena tempat pembuangannya masih dipenuhi binatang buas yang sangat mengerikan. Mereka takut untuk mendekati tempat persinggahan akhir, karena tidak pernah berusaha untuk menyiapkan tempat persinggahan yang indah dan menyenangkan.

Namun jika kita sungguh-sungguh bertaqwa kepada Allah sepanjang hidup di dunia, maka itulah sebaik-baik bekal untuk memperbaiki tempat persinggahan akhir kita kelak. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyatakan :

“Berbekallah, dan sebaik-baik bekal adalah taqwa” (Al Baqarah : 197).

Orang bertaqwa adalah orang yang cerdas, karena ia tidak hanya berpikir sesaat, tidak hanya mengurus dunia saja, namun ia berpikir jauh ke depan, hingga ke akhirat yang kekal abadi. Ibarat musafir yang mempersiapkan tempat pembuangannya, akhirnya ia justru merindukan tempat akhir itu. Bahkan ia merasa sangat asing tinggal di kampung yang dipimpinnya, karena berharap segera menempati tempat persinggahan akhir yang sangat indah. Itulah gambaran orang cerdas.

Nabi Saw telah menyatakan bahwa orang cerdas atau kayyis adalah mereka yang berpikir jauh ke depan:

“Orang cerdas adalah mereka yang mampu mengendalikan nafsunya dan beramal untuk hari-hari setelah kematiannya. Orang lemah (bodoh) adalah mereka yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah” (Hadits Riawayat Ibnu Hibban, dan juga diriwayatkan oleh Ahmad).

Nabi Saw mengkaitkan kecerdasan dengan kemampuan pengendalian diri dan kemampuan memproduksi amal salih. Jauh sebelum orang-orang zaman sekarang mencari sisi kecerdasan yang hilang, yang akhirnya mereka temukan istilah multiple intelligence, sejak dari intelligence quotient atau IQ, emotional quotient atau EQ, bahkan spiritual quotient atau SQ, Nabi bahkan sudah memberikan rumusnya. Cerdas menurut arahan Nabi Saw bukan saja soal intelektualitas seseorang, namun menyangkut aspek-aspek kemampuan pengendalian diri dan kemampuan memproduski amal-amal kebaikan dalam kehidupan.

Hanya orang cerdas yang berbuat banyak kebaikan guna mempersiapkan tempat persinggahan akhir yang baik. Adapun orang lemah dan bodoh, mereka hanya berorientasi kesenangan sesaat. Hidup hanya untuk bersenang-senang mengikuti hawa nafsunya. Hidup hanya untu berpesta pora sesuai keinginan syahwatnya. Mereka tidak mampu mengendalikan keinginan dan ajakan hawa nafsu, akhirnya bergelimang dalam tindakan kemaksiatan dan kesalahan. Tempat persinggahan akhir mereka sungguh sangat mengerikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun