Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

MENJADI MANUSIA CERDAS SETELAH RAMADHAN

5 Juli 2016   22:10 Diperbarui: 22 Mei 2020   17:32 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.wallpapertube,com

Setelah mendengar penjelasan tersebut, sang musafir berpikir sejenak. Lalu ia bertanya, bolehkah seorang musafir seperti dirinya mencalonkan diri menjadi Kepala Kampung itu? Karena memang tidak ada satupun warga bersedia menjadi Kepala Kampung, maka mereka mereka dengan senang hati bercampur heran bisa menerima tawaran sang musafir. Tidak ada lagi pemilihan, karena hanya calon tunggal. Akhirnya sang musafir langsung ditetapkan dan dilantik menjadi Kepala Kampung.

Sebagian warga kampung mengejek dan melecehkan sang musafir, serta menganggapnya bodoh. Mereka beranggapan musafir ini belum tahu apa yang akan dihadapi kelak ketika usai menjalankan amanah kepemimpinan di kampung. Namun ternyata dugaan warga itu meleset, sang musafir ternya orang yang sangat cerdas. Setelah dirinya ditetapkan sebagai Kepala Kampung ia segera membuat rencana kerja selama sepuluh tahun dan segera menjalankan rencana tersebut dengan bersungguh-sungguh.

Pada tahun pertama dan kedua kepemimpinannya, ia bekerja keras untuk mengumpulkan dana sebanyak-banyaknya, serta berusaha menjalin hubungan baik dengan semua pihak agar bisa mendukung programnya. Bersyukur ia berhasil melakukan renaca dua tahun tersebut. Terkumpullah dana yang banyak, serta terjalin hubungan positif dengan semua kalangan. Kepemimpinanya disukai banyak orang sehingga seluruh kalangan warga bisa mendukungnya.

Tahun ketiga ia membuat proyek pembuatan jalan pintas menuju lahan tandus tempat pembuangannya kelak ketika sudah selesai menjadi Kepala Kampung. Bersyukur, proyek inipun berhasil bekat dana yang dikumpulkan dan dukungan semua kalangan warga masyarakat. Karena ada akses jalan yang bagus, lahan tandus itu kini bukan lagi tempat terpencil serta terasing.

Tahun keempat ia mengajak warga bekerja bakti membersihkan tempat pembuangannya dari binatang buas. Akhirnya binatang buas berhasil disingkirkan atau dibasmi. Lahan tandus itu kini bersih dari binatang buas.

Tahun kelima ia membuat proyek pengaliran air sungai menuju lahan tandus itu. Walau susah payah, namun ia berhasil membuat aliran air sungai bisa mengaliri lahan tandus tersebut. Kini lahan itu tidak lagi tandus. Bahkan berubah menjadi lahan yang siap ditanami aneka pepohonan.

Tahun keenam ia membuat proyek penanaman aneka tumbuhan dan pepohonan, sejak dari tanaman bahan makanan, buah-buahan, sayur-sayuran, rempah-rempah, obat-obatan, hingga tanaman hias serta bunga-bunga. Proyek tahun keenam ini pun berhasil dengan baik. Lahan itu mulai tampak menghijau dengan aneka tanaman produktif ada di dalamnya.

Tahun ketujuh ia membuat proyek pembangunan gedung-gedung megah tempat hunian, sentra kegiatan, pusat perbelanjaan, pusat kebugaran dan kesehatan, serta aneka taman yang indah. Seiring berjalannya waktu, aneka jenis tanaman sudah mulai membesar dan bahkan mulai memproduksi hasil berupa makanan, sayuran, buah-buahan dan bunga aneka warna.

Tahun kedelapan, ia membuat istana yang indah untuk tempat istirahatnya kelak saat selesai menjabat. Istana yang dikelilingi danau buatan yang indah, diselingi taman-taman bunga serta kebun yang indah. Proyek inipun berhasil. Istana megah berhasil ia ciptakan dengan dukungan semua pihak.

Tahun kesembilan ia penuhi kota dengan berbagai fasilitas untuk kemudahan kehidupan. Semua serba ada, dan menjadi kota paling canggih dan paling indah yang ada pada zaman itu. Kini lahan tandus tempat pembuangan para mantan Kepala Kampung sudah berubah total menjadi kota yang indah, megah, lengkap, dengan istana yang mewah.

Memasuki tahun kesepuluh, tahun terakhir dari pengabdiannya menjadi Kepala Kampung, ia sudah tidak sabar lagi untuk segera pensiun dan menempati tempat pembuangannya yang berupa istana di tengah kota megah. Tempat pembuangan itu bahkan jauh lebih megah dan lebih indah dari kampung yang dihuninya selama ini. Ia segera ingin menempatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun