Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Agar Bahagia, Sesuaikan Harapan Pernikahan Anda

21 Juni 2016   10:26 Diperbarui: 21 Juni 2016   14:41 1447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengukur Tingkat Harapan

Harapan yang terlalu tinggi adalah salah satu penyebab dari pernikahan tidak bahagia. Berharap terlalu banyak dari pasangan akan memperbanyak kekecewaan pula. 

Maka hendaklah sejak awal calon pengantin bisa mengukur tingkat harapan terhadap pasangan, agar tidak berlebihan. Jangan takut memiliki harapan, namun hendaklah bisa mengukur tingkat harapan agar peluang untuk didapatkannya lebih besar dan lebih memungkinkan.

Pernikahan harus didasarkan pada harapan yang realistis, yang dapat dipenuhi oleh diri sendiri dan pasangan. Dengan harapan yang terukur, akan lebih memudahkan untuk mendapatkan dalam kehidupan keseharian. 

Ingatlah bahwa anda dan pasangan hidup anda hanyalah manusia biasa yang memiliki banyak keterbatasan. Anda hidup di alam nyata, bukan di dunia maya, bukan di dunia sinetron. Maka memiliki harapan yang berlebihan sudah mengingkari kenyataan tentang keterbatasan manusia.

Jika salah satu dari suami dan istri mengharapkan hal-hal ideal di luar kemampuan pasangan untuk mewujudkannya, pernikahan mudah mengalami kekecewaan.

Sesuaikan Harapan dengan Kenyataan

Pada saat menikah, silakan membangun harapan yang indah. Namun setelah menikah, semua orang harus bersedia menyesuaikan harapannya. Jika harapan ideal terhadap pasangan tidak bisa didapatkan, harus bersedia menyesuaikan diri dengan realitas yang ada. 

Jika harapan tentang kehidupan rumah tangga seperti yang diceritakan novel roman tidak bisa didapatkan, harus bersedia menyesuaikan dengan keadaan.

Ada orang yang under-estimate, memiliki harapan terlalu rendah terhadap pasangan. Ketika dalam kehidupan pernikahan ternyata mengalami hal-hal luar biasa, tentu harus bisa menyesuaikan diri bahwa pasangan ternyata adalah seorang yang istimewa. Jauh lebih hebat dari yang dibayangkan sebelumnya. Untuk yang seperti inipun, harus bersedia menyesuaikan dengan kenyataan yang dihadapi.

Sebaliknya, bagi orang yang terlanjur memiliki harapan terlalu tinggi, dan ternyata setelah menikah didapatkan kenyataan yang sangat jauh dari ideal, hendaknya mampu menyesuaikan diri. Turunkan standar harapan, dan sesuaikan dengan realitas yang sedang dihadapi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun