Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suami Istri Perang Terbuka Melalui Sosmed, Malu!

28 April 2016   07:16 Diperbarui: 28 April 2016   08:03 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi : www.jjglaw.com

“Suamiku pergi lagi. Entah kemana. Selalu begitu. Tidak pernah jelas apa maunya. Huh! Dasar buaya!” Demikian bunyi status fesbuk seorang istri.

“Nasiiiib... Punya istri galak melebihi setan. Kabuuuurr....” Tulis sang suami di status fesbuknya.

Mereka adalah sepasang suami istri yang tengah mengalami konflik. Namun konflik mereka ungkapkan melalui status fesbuk. Peristiwa seperti itu sangat sering kita jumpai dalam kehidupan keseharian saat ini. Seakan-akan mereka sudah tidak malu mengumbar masalah keluarga di ruang publik, seakan-akan mereka adalah celebritis yang dibahas berbagai televisi apapun sepak terjang mereka. Dengan sangat mudah dan ringan mereka menulis apa saja tentang perasaan hatinya terhadap pasangan, menjadikan media sosial sebagai sarana curhat.

Fenomena Pasangan Cyber

Situasi hubungan suami dan istri itu bersifat sangat dinamis. Coraknya fluktuatif, sangat cepat berubah suasananya. Suami istri yang paginya happy dan baik-baik saja, siang hari bisa berubah menjadi perang yang sangat panas dan menegangkan, karena dipicu oleh suatu peristiwa. Suami istri yang pada malam harinya sangat romantis, besok pagi bisa berantem hebat karena ada sebuah pemicu.

Demikian pula sebaliknya, saat suami dan istri tengah berada dalam konflik dan ketegangan hubungan, bisa sangat cepat berubah situasinya setelah menemukan momentum romantis yang menyatukan hati mereka. Situasi hubungan suami istri bercorak elastis seperti gelang karet. Bisa ditarik hingga mencapai ketegangan tertentu, bahkan bisa putus, namun bisa pula kembali ke bentuk seperti semula.

Karena memahami situasi yang sangat fluktuatif tersebut, hendaknya suami selalu mampu menjaga diri saat tengah mengalami ketegangan hubungan. Jangan cepat-cepat untuk curhat dan menceritakan semua permasalahan dengan pasangan, karena bisa jadi dalam waktu cepat situasinya sudah membaik lagi. Jika sedang marah dan bertengkar dengan pasangan, jangan cepat-cepat menceritakan kepada orang lain, karena situasinya bisa mudah berubah.

Salah satu penyakit yang dialami oleh masyarakat di zaman cyber saat ini adalah ketergantungan dan kecanduan teknologi komunikasi. Di zaman dimana aneka fitur komunikasi berkembang denga sangat cepat, setiap orang bisa melakukan curhat kepada siapapun dengan sagat mudah. Gadget telah mengubah pola interaksi dan komunikasi baik dalam kehidupan masyarakat luas, maupun dalam kehidupan suami istri. Saking dekatnya dengan gadget, apa saja langsung ditulis. Apa saja langsung ditumpahkan melalui teknologi komunikasi.

Empat Etika Dalam Memanfaatkan Sosial Media

Ketika suami dan istri tengah mengalami konflik, mereka harus sangat berhati-hati memposting sesuatu di sosial media. Pada situasi tengah ada konflik suami istri, bagaimana seharusnya mereka menggunakan sosial media dan teknologi komunikasi pada umumnya? Berikut beberapa tipsnya.

  • Pahami Perbedaan Fitur Komunikasi

Dalam sebuah gadget atau smartphone yang mungil, tersimpan ribuan fungsi. Di antaranya adalah fungsi komunikasi. Di antara sekian banyak fitu komunikasi, memiliki sifat yang tidak selalu sama. Tergantung setting fitur komunikasi tersebut. Ada fitur komunikasi yang menawarkan chating rahasia antara dua orang. Yang seperti ini bersifat privat. Ada lagi fitur komunikasi yang menawarkan obrolan terbatas dengan orang dalam jumlah tertentu, seperti yang dimiliki oleh grup. Baik grup BBM, grup WA, grup milis, grup Line, fesbuk, dan lain sebagainya. Namun ada pula fitur komunikasi yang bersifat umum dan terbuka, bisa diakses oleh siapa saja.

Hendaknya suami dan istri memahami persis perbedaan setiap fitur komunikasi yang ada dalam gadget mereka. Jangan sembarangan menggunakan, karena problematika hidup berumah tangga pada dasarnya tidak patut untuk disebar secara terbuka. Jika tidak memahami perbedaan berbagai fitur komunikasi tersebut, bisa jadi seseorang melakukan tindakan salah dan tidak patut, disebabkan oleh ketidaktahuan mereka. Maka pelajari dulu sifat berbagai pilihan fitur komunikasi yang disediaka gadget, sebelum menggunakannya.

  • Pahami Bahwa Semua yang Ditulis dan Diposting Bisa Mudah Tersebar

Hendaknya kita semua selalu ingat dan sadar, bahwa apapun tulisan atau gambar yang kita psoting melalui jaringan internet, akan selalu tersimpan dan mudah tersebar. Efek viral dari media sosial sangat dahsyat. Satu postingan kisah yang dikirim di satu grup, bisa menyebar dalam waktu cepat ke grup yang lain da relatif tidak bisa terkendali. Suasana seperti ini harus menjadi pertimbangan utama, hal apa yang patut dan tidak patut untuk diposting melalui media sosial.

Sekali seseorang menulis di fesbuk, maka sudah tidak bisa dihapus lagi. Sekalipun kita bisa menghapus di halaman fesbuk kita sendiri, tapi bisa jadi sudah ada banyak orang yang men-share ke media lainnya. Sekali sebuah tulisan atau gambar terposting di media sosial, tidak bisa ditarik kembali. Pertimbangkan masak-masak, apakah ada manfaatnya untuk memposting suatu kata atau kalimat atau naskah atau foto dan gambar.

Suami dan istri yang tengah mengalami ketegangan hubungan, hendaknya disimpan dengan baik untuk dicarikan solusi. Jangan sampai mengumbar masalah keluarga, konflik dengan pasangan, aib suami, aib istri di media sosial. Walaupun tidak menyebut nama terang, namun pembaca status di profil BB, profil WA, profil Line, atau fesbuk, bisa mengerti bahwa yang dimaksud adalah masalah dirinya dengan pasangan. Sangat tidak elok konflik suami istri dibuka di sosial media.

Jika konflik dibawa ke sosial media, persoalan akan semakin meluas cakupannya. Bukan terselesaikan, namun justru tersosialisasikan. Bahkan tindakan itu menandakan ketidakdewasaan dalam menghadapi persoalan kehidupan, juga menandakan ketidakmampuan dalam mengendalikan dirinya. Sangat memalukan, jika persoalan rumah tangga dibawa ke ranah publik bahkan dijadikan sebagai semacam hiburan dan entertainmen.

  • Berjanjilah untuk Menyelesaikan Masalah Secara Bijak dan Dewasa

Hendaknya suami dan istri berusaha untuk menyelesaikan setiap masalah, konflik dan pertengkaran dalam keluarga, dengan cara yang bijak dan dewasa. Jangan terbawa emosi, jangan menuruti gengsi, tapi berpikirlah untuk menemukan solusi terrbaik dengan jalan membicarakan berdua. Pilih waktu dan suasana yag tepat dan nyaman, lakukan pembicaraan dari hati ke hati. Jangan membahas dengan meledak-ledak, dengan menyalahkan pasangan, dengan menghakimi dan memvonis pasangan. Bukankah suami dan istri itu sepasang kekasih, soulmate, belahan jiwa, yang saling mencintai satu dengan yang lainnya?

Semua masalah selalu ada jalan keluar terbaik, sepanjang suami dan istri mau mencari jalan keluar terbaik. Kedua belah pihak harus rela duduk berdua, masing-masing harus mengendalikan diri untuk tidak membawa persoalan keluarga ke pihak luar apalagi ke sosial media. Semua persoalan dihadapi, bukan dihindari, diselesaikan secara bijak dan dewasa. Tidak patut konflik dibuka di sosial media.

Selamat pagi, salam Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun