Tandha yekti, paseksene rikalane ngangkat awrat
Mlampah tebih, datan lesu
Mugyantuk berkahing Gusti
Andika mung tansah limpat
Panyuwunku, setya kula tansah anglam-lami...
Lagu ini hampir selalu diperdengarkan dalam acara resepsi pernikahan masyarakat Jawa yang masih menggunakan adat Jawa. Untuk masyarakat Jawa yang sudah tidak mengenal budaya Jawa, tidak lagi memperdengarkan bawa Setya Tuhu ini, diganti dengan budaya pop atau yang lainnya. Padahal makna yang terkandung di dalamnya sangat bagus untuk menasehati pengantin maupun untuk mengingatkan yang sudah hidup berumah tangga.
[caption caption="ilustrasi: minatanjung.wordpress.com"]
Apa sebenarnya Mimi dan Mintuna yang dilegendakan itu? Mengapa Mimi dan Mintuna bisa menjadi simbol pasangan yang setia? Banyak masyarakat Jawa yang bisa menyanyikan langgam Setya Tuhu itu, tidak tahu makna Mimi dan Mintuna.Â
Beberapa kali saya bertanya kepada teman-teman saya masyarakat Jawa, yang mengenal dan bisa menyanyikan langgam Setya Tuhu, ternyata mereka juga tidak tahu apa itu Mimi dan Mintuna. Ternyata saya banyak temannya.... :)
Setelah bertanya kepada Wikipedia, barulah mendapat jawaban Ternyata Mimi dan Mintuna, adalah hewan.... Hah? Saya baru tahu kalau Mimi dan Mintuna itu adalah sepasang hewan. Saya belum pernah melihatnya hingga sekarang. Hanya berusaha untuk membayangkan bentuknya saja.
Iya benar. Mimi dan Mintuna adalah jenis hewan beruas (artropoda) yang menghuni perairan dangkal wilayah paya-paya dan kawasan mangrove. Bentuknya seperti ladam kuda berekor. Masuk dalam keluarga Limulidae dan menjadi wakil dari bangsa Xiphosurida yang masih bertahan hidup. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Horseshoe Crab, atau dalam bahasa Indonesia disebut Belangkas. Panjang tubuhnya kira-kira 51 cm atsu 20 inchi, berwarna coklat kehijauan.