Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Resep Kebahagiaan Keluarga: Lepaskan Beban yang Membelenggu

29 Maret 2016   05:52 Diperbarui: 29 Maret 2016   11:27 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lepaskan Beban yang Membelenggu
Pada contoh kejadian keluarga Novie yang saya ceritakan di atas, semestinya Novie segera mengubur kenangan buruk perselingkuhan Budi. Tidak lagi mengingat-ingat peristiwa yang sangat mengguncang perasaan itu, karena toh Budi sudah berubah menjadi lebih baik. Jika Novie selalu terbelenggu oleh kejadian buruk lima tahun yang lalu, ditambah dengan kecemasan akan berulangnya peristiwa buruk itu di waktu mendatang, akan selalu menyiksa perasaan Novie.

Cara balita adalah  fokus pada hari ini, saat ini, sekarang ini. Saat pagi-pagi selepas Subuh Budi sudah mengaji, kemudian dengan cekatan melakukan pekerjaan domestik di rumah tanpa diminta. Budi membersihkan kamar, membuang sampah, menyapu halaman rumah, merapikan perabotan rumah yang berantakan, di saat Novie sibuk menyiapkan sarapan di dapur. Usai bersih-bersih rumah, Budi mandi dan menikmati sarapan ditemani Novie. Usai sarapan Budi segera bersiap berangkat kerja.

Sesungguhnya Novie mengetahui bahwa Budi memang sudah sangat berubah. Bahkan lebih baik sekarang ini dibanding dengan sebelum kejadian buruk menimpa Budi lima tahun lalu. Melihat itikad baik Budi tersebut, semestinya Novie mampu mensyukuri dan menikmati perubahan baik tersebut. Jangan selalu mengungkit kesalahan Budi di masa lalu, jangan pula membayangkan kejadian buruk yang belum terjadi di masa mendatang. Fokuslah dengan kondisi kebaikan Budi pada saat sekarang ini. Hal ini akan melegakan dan membahagiakan Novie.

Jika Novie mempertanyakan “jaminan” kebaikan Budi di masa yang akan datang, sesungguhnya jaminan itu datang dari dua belah pihak. Dari itikad baik Budi untuk terus menjaga kebaikan dan kesetiaan, dan dari sikap positif Novie dalam menemani dan mendampingi Budi. Kecurigaan dan kekhawatiran Novie yang selalu diverbalkan, akan membuat Budi kesal dan jengkel. Membuat suasana hubungan mereka terganggu dan tidak nyaman.

Maka, jika rumah tangga anda ingin selalu dalam kondisi yang bahagia dan nyaman, lepaskan beban-beban yang membelenggu. Fokuslah menikmati dan memperbaiki kondisi saat ini. Selalu syukuri dan nikmati kondisi saat ini. Dengan demikian kebahagiaan akan selalu anda dapatkan bersama pasangan.  

*****

*) Budi dan Novie, bukan nama sebenarnya.

Bacaan :

  1. Cahyadi Takariawan, Wonderful Couple : Menjadi Pasangan Paling Bahagia, Era Adicitra Intermedia, Solo, 2013
  2. Richard Carlson, Jangan Meributkan Masalah Kecil dalam Keluarga, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun