Suasana belum menemukan kesejiwaan sungguh unik. Suami merasa, selama ini ia selalu mengalah. Ternyata hal yang sama dirasakan oleh sang istri. Ia menganggap selama ini dirinya sudah selalu mengalah. Mereka menuduh pasangannya yang tidak pernah mau mengalah. Bertahun-tahun hidup dalam suasana merasa hanya dirinya saja yang mengalah.
Suami merasa mengalah, demi menjaga keutuhan keluarga. Istri merasa mengalah, demi menjaga keutuhan rumah tangga. Namun keduanya saling menuduh bahwa pasangannya tidak mau mengalah. Terpaksa dirinya yang mengalah supaya tidak menjadi pertengkaran terus menerus. Suasana seperti ini adalah gejala belum ditemukannya kesejiwaan di antara mereka.
10. Lebih percaya orang lain
Jika suami dan istri lebih percaya informasi orang lain daripada pasangan, ini adalah tanda belum menemukan kesejiwaan. Setiap perkataan pasangan sulit dipercaya, namun demikian mudah mempercayai omongan orang lain. Bawaannya selalu curiga dengan pasangan, seakan-akan yang dilakukan pasangan adalah kesalahan dan penyimpangan. Apapun yang dilakukan suami, tampak sebagai kesalahan di mata istri. Sebaliknya, apapun yang dilakukan istri, tampak sebagai kesalahan di mata suami.
Bahkan ada suami dan istri yang lebih percaya kepada gadget daripada kepada pasangannya. Ada suami menuduh istrinya tidak setia, hanya karena tidak segera membalas pesannya lewat fitur komunikasi. Padahal bisa jadi sang istri memang belum membaca pesan suami. Ada istri menuduh suaminya selingkuh, hanya karena pernah chatting dengan perempuan teman kerjanya. Padahal ia chatting urusan pekerjaa, bukan urusan pribadi.
Lalui Prosesnya
Itulah sepuluh gejala belum ditemukannya titik kesejiwaan antara suami dan istri. Karena kesejiwaan adalah suatu proses, maka yang diperlukan adalah kesediaan dari suami dan istri untuk menempuh prosesnya. Jangan mengira bahwa kesejiwaan akan didapat dengan sendirinya tanpa usaha. Suami yang merasa nyaman dan tidak ada masalah dalam kehidupan keluarga, belum tentu seperti itu kenyataannya. Karena bisa jadi ia tidak mengerti dan tidak memahami penderitaan istrinya.
Demikian pula istri yang merasa nyaman dan tidak ada masalah dalam rumah tangganya, belum tentu memang seperti itu kejadiannya. Karena bisa jadi ia tidak mengerti penderitaan batin suami yang tidak bahagia hidup bersamanya. Maka harus ada upaya bersama dari suami dan istri untuk menempuh proses menemukan kesejiwaan. Berapa lama waktu yang mereka perlukan untuk menemukan titik kesejiwaan, tergantung besaran usaha yang mereka keluarkan sepanjang menapaki prosesnya. Bisa pendek, bisa panjang. Bisa sebentar, bisa lama. Bisa cepat, bisa lambat. Bisa mudah, bisa pula susah.
Anda pilih yang mana? Semua tergantung anda berdua.
Selamat pagi sahabat semua. Selamat beraktivitas. Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H