Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Perempuan Memang Suka Memberi Nasihat Tanpa Diminta

5 Januari 2016   08:09 Diperbarui: 5 Januari 2016   11:02 2999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ilustrasi : www.islamiclovemarriage.com"][/caption]Di ruang konseling Jogja Family Center (JFC), kami sering menemukan curhat para suami yang mengeluhkan kecerewetan istri mereka. Seorang suami menyatakan keheranan, “Saya heran dengan istri saya. Orang kok ngomong terus gak ada diamnya. Saking banyaknya omong, sampai yang gak penting pun diomongkan”. Suami lainnya mengungkapkan pertanyaan, “Yang saya heran, apa ya gak capek kalau dia itu ngomong terus?”

Seorang suami menuturkan, saat berkendara naik mobil bersama, sang istri terus menerocos “memberi nasihat tanpa diminta”, yang menyebabkan suami menjadi jengkel. Suami yang merasa telah mahir menyetir, memiliki SIM, dan sudah berpengalaman dalam mengendara mobil jarak jauh, menganggap sang istri melecehkan kemampuan menyetirnya. Pertengkaran kecil sering terjadi saat suami dan istri ini bepergian dengan mengendarai mobil.

“Eh awas Bang, di depan ada motor, pelan-pelan saja!”

“Rem bang! Itu ada orang menyeberang di depan”.

“Hati-hati bang, ada belokan tajam di depan!”

“Jangan kencang-kencang Bang, jalannya mau menikung!”

Saat istri mulai cerewet dan “memberi nasihat tanpa diminta” semacam itu, sang suami tersinggung karena ia merasa tidak memerlukan “nasihat” tersebut. Dengan emosi sang suami menjawab:

“Diam kamu! Aku sudah bisa nyetir. Aku sudah punya SIM. Aku sudah ahli. Jangan digurui!”

“Aku sudah tahu Dek! Gak usah dibilangin. Masa ga lihat ada belokan? Ya aku lihat lah. Aku kan gak buta!”

“Jangan ngatur! Aku sudah tahu kapan harus nge-gas, kapan harus nge-rem, kapan harus belok. Kamu gak usah main perintah!”

Liburan bersama keluarga yang seharusnya bahagia dan bisa dinikmati bersama, bisa berubah menjadi keributan saat dalam perjalanan. Ternyata masih banyak istri yang sulit menahan keinginan untuk “memberi nasihat tanpa diminta”, dan masih banyak suami yang tersinggung oleh “nasihat rutin dan berharga” seperti itu.

Perempuan Adalah Makhluk Verbal

Ayolah berdamai. Yang harus diketahui pertama kali oleh para suami, perempuan adalah makhluk verbal. Allan dan Barbara Pease menyebut perbedaan struktur otak laki-laki dan perempuan yang bertanggung jawab atas situasi verbal tersebut. Struktur otak laki-laki membentuk “jalur tunggal”, yang menyebabkan kaum laki-laki suka bicara to the point.

Sedangkan struktur otak perempuan membentuk “jalur majemuk”, yang menyebabkan mereka memiliki kemampuan berbicara yang mengagumkan.

Bukan hanya itu. Journal of Neuroscience memuat hasil penelitian yang menyatakan “kemampuan verbal kaum perempuan lebih baik dibandingkan dengan kaum laki-laki”, disebabkan oleh tingkat senyawa kimia yang disebut FOXP2 dalam otak mereka.

Para peneliti menguji sekelompok anak berusia 4 dan 5 tahun, dan mendapati bahwa FOXP2 pada anak-anak perempuan 30 % lebih banyak dibandingkan anak laki-laki.

FOXP2 adalah semacam "protein bahasa", yang memegang peran penting dalam perkembangan kemampuan berbahasa. Perempuan memiliki lebih banyak protein bahasa dibandingkan laki-laki. Hal ini yang memungkinkan kaum perempuan mampu memproduksi 20.000 kata sehari, sementara laki-laki hanya mengeluarkan 7.000 kosa kata setiap harinya.

Mike Bowers, salah seorang peneliti menjelaskan, "Penemuan utama kami adalah bahwa protein FOXP2 ini terlibat dalam vokalisasi. Kami tidak bisa mengatakan bahwa ini satu-satunya alasan, tetapi merupakan satu dari kemungkinan-kemungkinan pertama ketika kita bisa mulai mengeksplorasi mengapa perempuan cenderung lebih verbal daripada laki-laki."

Sedangkan John Gray ---si “Mars anda Venus”--- mengungkapkan kecenderungan khas, ketika kaum laki-laki menghadapi masalah berat dalam hidupnya, mereka akan cenderung memilih bersikap diam. Sikap diam ini bagian dari cara laki-laki untuk meluruhkan masalahnya. Pada kaum perempuan terjadi kecenderungan yang sebaliknya.

Saat perempuan menghadapi masalah berat dalam hidupnya, mereka akan cenderung menceritakan masalah tersebut kepada orang lain. Perempuan akan banyak berbicara untuk menguraikan permasalahan yang dihadapi.

Lagi-lagi, suami dan istri sering saling heran dengan perbedaan kecenderungan seperti ini. Mereka saling tidak paham satu dengan yang lain.

“Orang punya masalah kok diam saja. Apa ya masalah akan selesai dengan didiamkan”, ujar seorang istri mengomentari suaminya. Ia tidak paham mengapa suami bersikap diam padahal tengah ada masalah yang harusnya diselesaikan.

“Orang punya masalah kok ngomong terus, malah cerita-cerita. Apa yang masalah akan selesai dengan ngomong”, ujar seorang suami mengomentari istrinya. Ia gagal paham mengapa istri suka curhat dan membicarakan masalahnya.

Berdamai Dalam Perbedaan Kecenderungan

Hendaknya suami dan istri saling memahami kecenderungan yang berbeda ini. Suami harus bisa memahami kecenderungan istri yang cerewet dan tidak bisa diam. Segala sesuatu diomongkan. Semua masalah dibicarakan. Ini karena perempuan memang makhluk verbal, yang memiliki kemampuan berbahasa yang lebih bagus dibandingkan dengan rata-rata kaum laki-laki.

Istri harus bisa memahami kecenderungan suami yang irit bicara, suka bicara to the point, serta lebih suka diam saat menghadapi masalah. Banyak hal yang disikapi dengan diam oleh kaum laki-laki, sehingga menurut istri, sang suami tidak bertanggung jawab dan tidak berani menghadapi masalah.

Jika suami dan istri sudah saling memahami perbedaan tingkat verbalitas seperti ini, langkah selanjutnya adalah mengatur ritme yang bisa disepakati dan dinikmati oleh keduanya. Suami dan istri bisa menyepakati pola komunikasi sehari-hari dan pola penyelesaian masalah di antara mereka. Dengan demikian, masing-masing mengelola kecenderungannya agar menimbulkan kenyamanan pada pasangan. Jangan menuruti kecenderungan masing-masing yang menyebabkan mereka harus bertengkar setiap hari untuk hal-hal yang sesungguhnya bisa dihindari.

Ayolah berdamai dengan pasangan...

---

Bahan Bacaan

  • Allan & Barbara Pease, Why Men Lie and Women Cry, Pria Pembohong dan Perempuan Cengeng, Dioma Publishing, Malang, 2009
  • John Gray, Mars and Venus Together Forever, Mars dan Venus Bersatu Selamanya, PT Gramedia Pustaka Utama, jakarta 2000
  • Louann Brizendine, Female Brain, Mengungkap Misteri Otak Perempuan, Ufuk Press, Jakarta, 2010
  • Ini Penyebab Perempuan Lebih Cerewet

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun