Perempuan Adalah Makhluk Verbal
Ayolah berdamai. Yang harus diketahui pertama kali oleh para suami, perempuan adalah makhluk verbal. Allan dan Barbara Pease menyebut perbedaan struktur otak laki-laki dan perempuan yang bertanggung jawab atas situasi verbal tersebut. Struktur otak laki-laki membentuk “jalur tunggal”, yang menyebabkan kaum laki-laki suka bicara to the point.
Sedangkan struktur otak perempuan membentuk “jalur majemuk”, yang menyebabkan mereka memiliki kemampuan berbicara yang mengagumkan.
Bukan hanya itu. Journal of Neuroscience memuat hasil penelitian yang menyatakan “kemampuan verbal kaum perempuan lebih baik dibandingkan dengan kaum laki-laki”, disebabkan oleh tingkat senyawa kimia yang disebut FOXP2 dalam otak mereka.
Para peneliti menguji sekelompok anak berusia 4 dan 5 tahun, dan mendapati bahwa FOXP2 pada anak-anak perempuan 30 % lebih banyak dibandingkan anak laki-laki.
FOXP2 adalah semacam "protein bahasa", yang memegang peran penting dalam perkembangan kemampuan berbahasa. Perempuan memiliki lebih banyak protein bahasa dibandingkan laki-laki. Hal ini yang memungkinkan kaum perempuan mampu memproduksi 20.000 kata sehari, sementara laki-laki hanya mengeluarkan 7.000 kosa kata setiap harinya.
Mike Bowers, salah seorang peneliti menjelaskan, "Penemuan utama kami adalah bahwa protein FOXP2 ini terlibat dalam vokalisasi. Kami tidak bisa mengatakan bahwa ini satu-satunya alasan, tetapi merupakan satu dari kemungkinan-kemungkinan pertama ketika kita bisa mulai mengeksplorasi mengapa perempuan cenderung lebih verbal daripada laki-laki."
Sedangkan John Gray ---si “Mars anda Venus”--- mengungkapkan kecenderungan khas, ketika kaum laki-laki menghadapi masalah berat dalam hidupnya, mereka akan cenderung memilih bersikap diam. Sikap diam ini bagian dari cara laki-laki untuk meluruhkan masalahnya. Pada kaum perempuan terjadi kecenderungan yang sebaliknya.
Saat perempuan menghadapi masalah berat dalam hidupnya, mereka akan cenderung menceritakan masalah tersebut kepada orang lain. Perempuan akan banyak berbicara untuk menguraikan permasalahan yang dihadapi.
Lagi-lagi, suami dan istri sering saling heran dengan perbedaan kecenderungan seperti ini. Mereka saling tidak paham satu dengan yang lain.
“Orang punya masalah kok diam saja. Apa ya masalah akan selesai dengan didiamkan”, ujar seorang istri mengomentari suaminya. Ia tidak paham mengapa suami bersikap diam padahal tengah ada masalah yang harusnya diselesaikan.