Jika tidak dikelola dengan baik tahapan ini bisa membawa pasutri ke dalam situasi yang negatif dalam hubungan dengan pasangannya. Beberapa orang yang gagal melalui tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya.
Tahap ketiga : Knowledge and Awareness.
Tahap ketiga ini bercorak dewasa. Ada perenungan dan kesadaran pada diri suami dan istri untuk memiliki kualitas hidup berumah tangga yang lebih baik.
Pasutri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi diri dan pasangannya. Mereka sibuk mencari informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Biasanya mereka lakukan dengan berdiskusi, membaca artikel, meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan bahkan konsultasi perkawinan.
Tahap keempat: Transformation.
Tahap keempat bercorak kematangan hubungan. Jika pencarian informasi tentang kebahagiaan pernikahan itu berhasil mereka dapatkan, maka akan membuat mereka semakin menghayati makna kehidupan berumah tangga. Mulai tumbuh penghormatan dan pemuliaan yang tulus kepada pasangan.
Suami dan istri pada tahap ini akan berusaha melakukan perbuatan yang mampu membahagiakan hati pasangannya. Suami dan istri akan berusaha membuktikan bahwa dirinya adalah sahabat yang tepat bagi pasangannya. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara satu dengan yang lainnya dalam mensikapi perbedaan dan konflik yang terjadi.
Saat itu, suami dan istri akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang bahagia.
Tahap kelima: Real Love.
Tahap kelima ini bercorak kesejiwaan antara suami dan istri. Istilah “rahmah” tepat untuk menggambarkan situasi hubungan pasutri pada tahap real love ini.
Pada tahap kelima ini, pasutri akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan. Waktu yang tersisa akan mereka habiskan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. Inilah cinta yang dewasa, cinta yang penuh makna dan kesungguhan jiwa.