Mohon tunggu...
Pakar Bigdata
Pakar Bigdata Mohon Tunggu... Administrasi - Test

Test

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Transformasi Sains dan Penelitian oleh Big Data

31 Oktober 2018   12:30 Diperbarui: 7 November 2018   10:13 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi banyak orang, big data merupakan istilah samar yang memberi gambaran tentang belasan server yang berisik. Atau mungkin masih ada yang berpikir bahwa big data hanya sejenis iklan yang dipersonalisasi dari peritel.

Kenyataannya, big data lebih dalam dan lebih luas daripada itu semua. Tumpukan data yang jumlahnya besar, semua bisa dipakai untuk bermacam tujuan.*

*Artikel lanjutan dari artikel sebelumnya

Meningkatkan Pelayanan Kesehatan dan Kesehatan Publik

Kekuatan komputasi dari analitik big data memungkinkan kita untuk mendekode seluruh string DNA dalam hitungan menit dan akan membantu kita menemukan pengobatan baru dan memprediksi dan memahami dengan lebih baik dari suatu pola penyakit. 

Cukup pikirkan apa yang terjadi ketika semua data individu dari smart watch dan perangkat wearable dapat digunakan untuk mengaplikasikan big data pada jutaan orang dan berbagai penyakit yang diderita mereka. Uji klinis di masa depan tidak hanya akan terbatas oleh ukuran sampel yang kecil tetapi bisa berpotensi mengikutsertakan semua orang.

Aplikasi kesehatan terbaru dari Apple, ResearchKit, telah mengubah ponsel menjadi perangkat riset biomedis. Peneliti kini dapat membuat studi melalui data yang mereka kumpulkan dan masukkan dari ponsel-ponsel pengguna untuk menyusun data demi studi kesehatan. Ponsel anda mungkin melacak berapa banyak langkah yang anda ambil dalam satu hari, atau bertanya tentang penyakit yang anda derita beberapa hari ke belakang. Diharapkan aplikasi ini akan membuat proses penyembuhan lebih mudah dan lebih otomatis sehingga akan meningkatkan peserta untuk studi kesehatan yang lebih baik.

Teknik big data juga telah digunakan untuk mengawasi bayi dalam unit khusus prematur dan bayi sakit. Dengan merekam dan menganalisa setiap detak jantung dan pola bernafas dari setiap bayi, unit ini dapat mengembangkan algoritma yang bisa memprediksi infeksi 24 jam sebelum gejala fisik muncul. Dengan begitu, tim dokter dapat mengintervensi sedini mungkin dan menyelamatkan bayi-bayi yang rentan ke dalam lingkungan di mana setiap jam berharga.

Terlebih, analitik big data memungkinkan kita untuk mengawasi dan memprediksi perkembangan epidemik dan wabah penyakit. Mengintegrasikan data dari rekam medis dengan analitik media sosial memungkinkan kita untuk memonitor wabah flu secara real-time, sesederhana dengan mendengarkan apa yang dikatakan orang-orang.

Meningkatkan Performa Atlit

Mayoritas olahraga besar telah mengadaptasi analitik big data. Ada IBM SlamTracker untuk turnamen tennis; video analitik digunakan untuk melacak performa dari setiap pemain dalam pertandingan sepakbola atau baseball, dan teknologi sensor dalam peralatan olahraga seperti bola basket atau golf memungkinkan atlet untuk mendapat feedback (melalui ponsel pintar dan peladen cloud) tentang permainan mereka dan bagaimana meningkatkannya. Banyak tim olahraga elit juga melacak para atlitnya di luar lingkungan olahraga -- menggunakan teknologi pintar untuk melacak nutrisi dan pola tidur, dan juga percakapan media sosial untuk memonitor kesehatan emosional.

NFL (National Football League) Amerika telah mengembangkan platform aplikasinya sendiri untuk membantu seluruh 32 tim dalam mengambil keputusan terbaik berdasarkan segala hal, mulai dari kondisi rumput di lapangan, prakiraan cuaca, hingga statistik mengenai performa seorang pemain saat di universitas. Semuanya demi strategi dan juga mengurangi cedera pemain.

Meningkatkan Sains dan Riset

Sains dan penelitian kini sedang ditransformasi oleh banyak kemungkinan baru yang dibawa big data. Sebagai contoh, CERN, laboratorium fisika nuklir dengan Large Hadron Collider, akselerator partikel terbesar dan terkuat di dunia. Eksperimen untuk membuka rahasia-rahasia dari alam semesta -- bagaimana itu dimulai dan bekerja -- tentu menghasilkan sejumlah besar data.

Pusat data CERN memiliki 65,000 prosesor untuk menganalisa 30 petabytes data miliknya. Namun, mereka menggunakan kekuatan komputasi dari ribuan komputer yang didistribusikan di 150 pusat data di seluruh dunia untuk menganalisa data tersebut. Kekuatan komputasi sebesar itu dapat dimanfaatkan untuk mentransformasi banyak hal dalam dunia sains dan riset.

Kekuatan komputasi dari big data juga dapat diaplikasikan pada set apapun dari data, membuka sumber baru untuk ilmuwan. Data sensus dan data pemerintahan lainnya yang dikumpulkan bisa dengan mudah diakses dan dianalisa oleh periset untuk menciptakan gambaran yang lebih besar dan lebih baik dari ilmu sosial dan kesehatan masyarakat.

Kasus-kasus di atas mungkin masih terdengar asing dan mengawang-awang di Indonesia, tetapi bukannya tidak mungkin karena Indonesia juga memiliki analitik big data sendiri bernama Paques. 

Paques adalah analitik big data dalam negeri yang mengadopsi fitur self-service analytic di mana semua orang dari berbagai latar belakang bisa mengoperasikannya tanpa kesulitan yang berarti dan hanya dengan sedikit arahan.

 Dengan begitu, maka orang-orang seperti peneliti, pelatih, dan bahkan dokter sekalipun dapat memproses data-data yang berhubungan dengan industrinya masing-masing sehingga akan menghemat waktu dan sumber daya. Jika perusahaan anda mulai berpikir untuk menggunakan big data, Paques layak dicoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun