Mohon tunggu...
Syam ibnu Ram
Syam ibnu Ram Mohon Tunggu... Human Resources - ASN

Pegiat Keayahan (https://www.ayahkeren.com/search/label/Kolom%20Ayah?&max-results=6)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Burung Jalak Bali, antara Penangkar 'Ndeso' dan Industri Penangkaran

5 Oktober 2016   16:27 Diperbarui: 5 Oktober 2016   18:39 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, siapapun yang memasuki dunia perburungan maka dia akan ditarik untuk sekaligus memasuki dunia industrinya. Baik pada tingkat fisiknya maupun pada sikap mentalnya.

Saya telah mengunjungi penangkaran berbagai macam burung di berbagai tempat, mengamati berbagai even lomba burung, membaca berbagai berita tentang dunia burung, membaca artikel dan iklan dari berbagai produk pakan maupun obat-obatan burung. Semuanya serba industri.

Dari berbagai kunjungan tersebut saya berkesimpulan bahwa dunia perburungan saat ini sudah mengindustri pada tingkat yang hampir sempurna. Semua sisi perburungan sudah dirasuki mental industri. Industrialisasi dunia perburungan ini pertanda tidak baik.

Kok pertanda tidak baik. Ada apa dengan industrialisasi perburungan ? Bukankah industrialisasi ini berdampak positif karena bisa mengupgrade kesejaheraan para kicau mania ? Emang masalah buat pak Syam ?

Pak Syam sebagai penangkar burung jalak bali nDeso, memasang muka yang pura-pura serius, lalu berkomentar,”Ya masalah banget lah. Sejarah mencatat bahwa di manapun dan di era manapun, industri selalu menyisakan sampah. Sampah itu berupa kualitas hidup yang semakin menurun.”

Bha ha ha ha . . .ha ha ha . . . pak Syam sekarang beralih profesi !!!. . . tahu gak apa profesinya ??? . . . pengamat sampah . . .ha ha ha . . . tahu nggak sampahnya sampah apa ??? . . . sampah industri . . .ha ha ha . . . tau nggak apa itu sampah industri ??? . . . kualitas hidup . . .ha ha ha . . .

Hai . . . hai . . . ojo gemberah wae . . . dibilangin kok malah ngeledek . . .

Bha ha ha ha . . . tahu nggak kamu sejarah sudah nyatet .  .  . ha ha ha . . . tahu nggak sejarah nyatet apa . . . nyatet menurunnya kualitas hidup. Mereka terpingkal-pingkal dan sore itu mereka terus ngeledek pak Syam.

Mendengar ledekan mereka yang semakin meriah, pak Syam meninggalkan pos Ronda, tempat di mana mereka biasa konkow-konkow sehabis ashar. Ia pulang ke rumah dan langsung menuju box tempat piyik jalak bali. Beberapa ekor piyik jalak bali teriak-teriak minta disuapi.

Beberapa jangkrik dan kroto masuk ke perut burung-burung kecil yang lahap itu. Suara cerecetan mereka menggema memenuhi ruangan. Ya . . . begitulah kalau mereka lapar. Mereka menjerit sekencang-kencangnya. Dan jeritan mereka tidak berhenti sebelum jangkrik atau kroto yang dipadu dengan vor itu memenuhi tembolok mereka.

Menyuapi piyik burung jalak bali adalah tahapan penting dalam menghasilkan burung jalak bali yang berkualitas bagus. Tahapan lain yang juga penting dalam mendapatkan burung jalak bali yang berkualitas tinggi adalah perawatan dan pemberian asupan gizi yang cukup saat piyik burung jalak bali memasuki usia remaja (trotolan). Saat burung trotolan ini menuju usia dewasa, asupan gizi dan perawatan juga masih memegang peranan penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun