Mohon tunggu...
Syam ibnu Ram
Syam ibnu Ram Mohon Tunggu... Human Resources - ASN

Pegiat Keayahan (https://www.ayahkeren.com/search/label/Kolom%20Ayah?&max-results=6)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tukang Burung Jalak Bali Militan Mau Puasa Ramadhan Sebulan Byuh... Byuh Top Nan

6 Juni 2016   09:14 Diperbarui: 6 Juni 2016   09:18 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepuk tangan dong untuk tukang burung jalak bali yang militan baik hati dan tidak sombong ini . . .

Itulah biasanya yang dilakukan si tukang burung jalak bali pada pekan pertama Bulan Ramadhan. La terus pada pekan berikutnya gimana ? Kalau soal ibadahnya di pekan kedua sampai akhir bulan Ramadhan jangan tanya . . . Apa lagi ibadah di Bulan Syawal . . . gak usah tanya-tanya deh . . . gak enak saya jawabnya . . . ihik . . .ihik . . . ihik . . .jadi malu mau cerita . . . .Ah yang lalu biarlah berlalu la ya . . . gak usah diceritakan lagi . . .

Itu cerita masa lalu waktu si tukang burung jalak bali belum pernah makan taklim. Itu cerita jaman dulu waktu si tukang burung belum menjadi militan baik hati dan tidak sombong seperti sekarang ini.

Kalau sekarang sih dia sudah berubah. Sekarang dia rajin taklim . . .liqo’ . . . tahu nggak kamu taklim liqo’ itu. Itu lo ngaji islam yang di masjid-masjidnya anak kuliahan dan masjid-masjid kota. Sekarang sudah masuk kampung lo . . .

Makanya sekarang si tukang burung jalak bali sudah bertaubat dari masa lalunya. Sekarang dia sudah menjadi manusia baru yang jauh lebih bermutu. Sekarang dia telah berislam dengan sungguh-sungguh, makanya kata ketua marbot masjid Nurul Islam sekarang si tukang burung jalak bali tambah bermutu. Dan itulah cara berislam yang benar. Berislam itu mesti membuat hidup kita jadi tambah bermutu. Tepuk tangan dooonnngggg . . .

Cerita yang dulu-dulu sudah di kubur dalam-dalam, jangan dibongkar-bongkar lagi . . . yang penting ke depannya kita mesti lebih baik lagi, begitu kata tukang burung yang sekarang bener-bener militan, tambah baik hati plus tidak sombong ini.

Di tahun ini si tukang burung telah berazzam untuk berubah. Tahu nggak apa itu berazzam ? Berazam itu maksudnya bertekad dengan kuat. Dia bertekad bahwa Ramadhan tahun ini harus lebih baik dari tahun-tahun lalu. Pokoknya harus berubah, begitu azzamnya.

Bahkan kabarnya dalam mengelola Ramadhan tahun ini si tukang burung mau menggunakan pendekatan yang berbeda. Mau memakai managemen baru katanya. . . wah apa itu managemen baru dalam mengelola Ramadhan ?

Ya . . .di Bulan Ramadhan tahun ini si tukang burung jalak bali ini memang telah bertekad untuk menggunakan managemen baru dalam menjalani Ramadhan. Coba cermati deh . . . istilahnya saja managemen baru dalam mengelola ramadhan. Hebat ya . . . ?

Apakah si tukang burung jalak bali menjadi panitia Ramadhan di masjid kampungnya ? Kalau itu iya sih, dari tahun-tahun lalu si tukang burung jalak bali ini memang sudah sibuk ngurusi buka bersama di masjid dan menyiapkan tikar buat sholat tarowih. Tapi managemen baru yang dimaksudkan sekarang ini berbeda. Bukan itu maksudnya. Maksudnya adalah memasuki bulan puasa ini bener-bener dengan persiapan diri yang maksimal. Jadi rupanyasi tukang burung ini lebih menukik ke dalam dirinya sendiri. Dia pingin menghayati hadirnya puasa, supaya dia mendapatkan hikmah berpuasa sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah terhadap hambanya yang berpuasa dengan sungguh-sungguh, yaitu derajat muttaqin.

Muttaqin . . . wah-wah hebat bener tukang burung jalak bali kita ini. Tahu nggak kamu apa itu derajat muttaqin ? Kapan-kapan kita tanyain pak ustadz ya . . . soalnya tukang burung jalak bali sendiri juga masih agak-agak bingung apa artinya muttaqin . . . hi . . hi . . .hi . . . Husss . . . ketawanya jangan kenceng-kenceng nanti si tukang burung jalak bali mendengar, dia bisa marahi lo . . .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun