Mohon tunggu...
Syam ibnu Ram
Syam ibnu Ram Mohon Tunggu... Human Resources - ASN

Pegiat Keayahan (https://www.ayahkeren.com/search/label/Kolom%20Ayah?&max-results=6)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Menangkarkan Burung Jalak Bali, Bukan Bisnis Biasa

3 Agustus 2015   18:00 Diperbarui: 3 Agustus 2015   18:00 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sering menerima telepon, sms,atau WA dari para kicau mania yang isinya mengungkapkan tentang besarnya minat mereka untuk menangkarkan burung jalak bali. Secara panjang lebar mereka sampaikan minatnya tersebut. Namun sayang hebatnya cerita mereka, sering kali di pupus sendiri oleh dirinya dengan kalimat pendek “Saya takut burungnya gak laku di jual pak Syam”. Kalimat pemutus ini biasanya muncul setelah saya beri gambaran tentang dunia penangkaran burung jalak bali di mana pasarnya memang lebih sempit dibandingkan dengan pasar burung lain semacam kenari, merpati balap, murai batu dan lain-lain.

Iya memang saya selalu memberikan gambaran yang apa adanya kepada para kicau mania yang akan menerjuni penangkaran burung jalak bali. Saya tidak ingin memberikan angin surga secara berlebihan, yang akan membuatnya terlena dengan manisnya kue-kue di kandang jalak bali. Saya juga tidak menyodorkan gambaran mengerikan tentang dunia burung yang cukup mahal ini. Saya hanya ingin menggambarkan realita penangkaran dan pasar serealistis mungkin sebagai titik pijakan mereka untuk memulai wirausaha penangkaran burung ini.

Menangkarkan burung jalak bali berbeda dengan menangkarkan burung kenari, love bird, gelatik, ayam kate dan lain-lain. Berbeda pada sikap mental yang mendasarinya maupun pada modal yang harus disiapkannya. Kepada para calon penangkar ini saya saya ingin katakan bahwa menangkarkan burung jalak bali itu bukan bisnis biasa.

Pertama ia berbeda pada modal yang harus disediakan. Perbedaan pada modal awal ini akan berpengaruh pada perbedaan kedua yaitu perbedaan mental dalam mensikapinya. Siapa saja yang berniat untuk terjun dalam wira usaha penangkaran burung jalak bali, harus menyiapkan dua aspek ini dengan baik.

Berikut ini adalah panduan mental yang harus anda perhatikan saat anda menerjuni dunia penangkaran burung jalak bali.

Penangkar Burung Jalak Bali Mesti Memiliki Keyakinan Diri Yang Manteb.

Sekali kita terjun ke penangkaran burung jalak bali, maka mentalitas lama yang ngendon di kepala harus kita upgrade. Mental kita mesti kita kerek, kita naikkan satu level di atasnya. Kalau dulu misalnya saat mengeluarkan tambahan biaya untuk meningkatkan produktivitas masih terasa berat, sekarang upgrade diri anda lebih agresif alias jangan pelit menambah dana untuk peningkatan mutu pemeliharaan burung, agar penangkaran kita tambah produktif.

Demikian juga dalam hal pemasaran. Jika dahulu ketika kita memasarkan burung kenari hanya menembus gang-gang sempit, sekarang anda harus merevolusi mental sehingga target pasar anda berubah total menjadi rumah-rumah gedongan, pengusaha dan pejabat dan lain-lain.

Penangkar Burung Jalak Bali Mesti Punya Mental Dinamis.

Sikap mental dinamis harus anda miliki sebagai penangkar burung keren. Jika ada masalah yang timbul di kandang penangkaran ataupun di lini pemasaran respon anda mesti tepat. Anda gak boleh kaku berpegang pada metode lama anda, namun juga jangan seratus persen mengalah pada situasi. Pelajari dan kuasai kondisi seutuhnya setelah itu ambil langkah untuk memperbaikinya secara tepat. Anda harus menghadapi situasi ini dengan tenang, percaya diri dan penuh senyuman agar kesuksesan selalu menyertai anda. Dinamis adalah jiwa para entrepreneur burung sejati. Ingat berhenti berarti mati.

Penangkar Burung Jalak Bali Mesti Tahan Banting dan Tabah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun