Mohon tunggu...
Syam Jabal
Syam Jabal Mohon Tunggu... Human Resources - ASN

tukang burung (http://gudangjalakklaten.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penangkar Burung Jalak Bali Klaten: Kejarlah Daku, Ku Pasti Kan Mendekatimu

12 Desember 2014   15:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:28 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seorang anak kandang sangat ingin memiliki sepasang burung jalak bali. Selama menjadi anak kandang dia sama sekali belum pernah memiliki burung kecuali seekor jalak kebo yang dia beli seharga seratus lima puluh ribu rupiah. Itupun sudah dua tahun lalu.

Suatu hari seorang temannya yang berprofesi sebagai bakul burung, mengabari bahwa dia akan memberi diskon menarik kepadanya. Terus pembayaran juga bisa dicicil selama satu tahun. Ini berlaku untuk semua burung kecuali burung jalak bali.

Setelah lama menimbang-nimbang, dia memutuskan untuk membeli sepasang burung jalak putih, seharga satu juta delapan ratus ribu rupiah dia bayar seratus delapan puluh ribu rupiah selama sepuluh bulan, karena ada diskon.

Selama dalam pemeliharaannya burung tumbuh dengan bagus, sehat, lincah, berbulu indah dan sangat gacor. Banyak orang yang iri dan tertarik untuk memilikinya. Tak terkecuali juragan tempat dia bekerja.

Aneh juga juragan burung tempat dia bekerja juga tertarik kepada jalak putih miliknya. Bahkan sang juragan seringmemintanya. Setiap bulan setelah selesai memberikan gaji dia bilang “Bolehkah burung jalak putih itu saya minta” Tanya sang jurgan. Dengan berat hati dia selalu mengatakan “Jangan tuan, ini burung satu-satunya yang saya miliki!”

Sejatinya sang juragan ini sangat baik kepada dirinya. Setiap bulan selalu saja ada bonus yang diberikan kepadanya. Jika juragan menjual hasil tangkaran selalu dia kebagian bonus, kalau dia memberikan pakan sesuai jadwal dia mendapat bonus, dia kelihatan menyemprot kandang dia mendapat bonus, menyiram tanaman di depan kandang ada bonus lagi. Pokoknya tidak ada kebaikan yang dia lakukan kecuali juragannya selalu memberinya bonus.

Suatu hari di akhir bulan ini selesai memberikan gaji untuknya, juragan kembali bertanya “Bolehkan burung jalak putihmu buat aku ?” Kembali dia merasakan ada rasa berat di hatinya. Jujur saja memang burung jalak putih ini adalah burung yang sangat memikat hatinya. Dia adalah sepasang burung satu-satunya yang pernah dia miliki.

Sore hari selesai melaksanakan sholat asyar dia termenung di saung kandang penangkaran sang juragan. “Kok aneh ya . . .juragan terus saja meminta burung jalak putih milikku. Bukannya dia bisa membeli di pasar. Dia banyak duit kok. Dia sering sekali memberikan bonus kepadaku, yang jika saya kumpulkan dalam sebulan bonus itu bisa untuk membeli jalak putih sebanyak tiga ekor” bisik hatinya.

Tidak habis pikir kenapa juragan melakukan hal seperti itu.

Suatu sore dia bertekad ingin memberikan burung jalak putih itu kepada juragannya. Dengan berat hati sangkar itu dia angkat untuk diberikan kepada juragannya. “Bos demi kecintaan saya pada bos . .. burung ini saya berikan kepada bos dengan ikhlas deh’’ begitu kata dia di suatu sore. “Ah yang bener . . .bener nih . . .ikhlas diberikan kepada saya,” kata bos menguji kesungguhannya dalam memberikan burung kesayangannya.

Setelah itu sang juragan masuk ke dalam rumah. Sebuah kandang tanggung terbungkus kerodong biru tua dia keluarkan. “Burung ini milikmu. Burung ini aku berikan kepadamu dengan ikhlas. Ambil dan tangkarkan dengan baik ya’’ kata sang juragan sambil menyerahkan kurungan berisi sepasang burung yang cantik. “Oh ya burung jalak putih yang tadi kamu berikan kepada saya, tolong berikan kepada kang Darso ya, dia akan menangkarkan jalak putih tapi belum punya indukan!” kata sang juragan

Setelah mengantarkan burung kepada kang Darso, dengan deg-degan dia membuka kerodong burung pemberian juragannya. Di luar dugaan ternyata sang juragan telah menyiapkan sepasang burung jalak bali siap tangkar. Haaaa . . . aappaaaa ??? Burung jalak baaalii buat saya . . .??? Iya benar, di luar dugaannya ternyata juragan memberikan sepasang burung jalak bali yang sangat cantik kepada dirinya dengan cuma-cuma.

Itulah misteri hidup. Seringkali kita merasa sangat berat jika harus mensedekahkan sebagian dari harta milik kita, padahal seluruh hajat hidup kita semuanya Tuhan sediakan dengan melimpah. Kita hanya diminta untuk mengeluarkan sedikit dari harta kita untuk berbagi dengan sesama, tapi kadang terasa begitu beratnya. Padahal tidak ada sedikitpun pemberian kita kepada sesama kecuali Allah bakal menggantikannya dengan berlipat ganda. Masih beratkah kita berbagi ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun