Siapa yang tidak tidak mengenal burung hantu? Hewan ini menjadi salah satu jenis makhluk predator dalam rantai makanan yang dulu sering diajarkan pada masa sekolah. Burung hantu masuk dalam anggota ordo Strigiformes yang merupakan salah satu pemakan carnivora dan aktif di malam hari. Keberadannya merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga ekosistem alam, namun dari waktu ke waktu jumlah burung hantu semakin berkurang. Kira-kira faktor apa saja yang menyebabkan burung hantu semakin langka? Pada kesempatan kali ini mari kita bahas sedikit mengenai burung yang gagah dan eksotis ini.
Habitat Burung Hantu
Habitat burung hantu dapat bervariasi tergantung pada spesiesnya, namun sebagian besar burung hantu memiliki kecenderungan untuk memilih lingkungan yang tenang dan tersembunyi untuk mencari makan di malam hari. Burung hantu memiliki beberapa jenis atau spesies yang bisa kita klasifikasikan dalam daerah tempat ia tinggal. Burung hantu elang (great horned owl) adalah salah satu jenis yang mungkin sering kita temui karena jenis burung hantu ini biasanya tinggal di daerah lahan terbuka seperti sawah, taman kota, kebun, bahkan lingkungan sekitar kita.
Pola Hidup dan Makanan Burung Hantu
Pola hidup burung hantu adalah salah satu aspek menarik dari kelompok burung ini. Mereka mengembangkan strategi khusus yang memungkinkan untuk beradaptasi dengan kehidupan di malam hari dan mencari makanan dalam lingkungan yang berbeda-beda. Mereka memiliki penyesuaian fisik dan perilaku khusus untuk berburu dan beraktivitas di kegelapan. Salah satu faktor terpenting dalam berburu di malam hari adalah penglihatan. Mereka memiliki kemampuan luar biasa untuk melihat dengan sangat baik di kegelapan malam, yang memungkinkan mereka untuk berburu dengan efisien. Mengapa burung hantu memiliki penglihatan yang tajam pada malam yang gelap yang minim cahaya? Berikut penjelasannya:
Mata Besar dan Bulu Mata
Burung hantu memiliki mata yang relatif besar jika dillihat dengan ukuran tubuhnya. Dengan struktur mata yang besar memungkinkan mata untuk menangkap cahaya yang lebih banyak di lingkungan yang gelap dan memaksimalkan penghilatan mereka. Ditambah dengan bulu mata yang ada di sekitar mata yang berfungsi untuk mengurangi cahaya yang menyilaukan dan juga mencegah debu masuk ke dalam mata.
Rasio Rod dan Cone yang Unik
Mata burung hantu memiliki rasio batang (rod) dan kerucut (cone) yang berbeda dari banyak spesies burung lainnya. Rod merupakan sel penerima cahaya yang peka terhadap intensitas cahaya rendah, sementara cone lebih peka terhadap warna dan terutama berfungsi di cahaya terang. Di sinilah keunikannya, burung hantu memiliki jumlah rod lebih banyak yang menjadikan mereka memiliki kemampuan melihat lebih baik dalam kondisi gelap dibandingkan spesies burung lainnya.
Adaptasi Pupil
Pupil pada burung hantu memiliki kemampuan membesar dengan cepat dan luas yang memberi kemapuan untuk menyesuiakn jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata. Pada malam hari, pupil mereka membesar untuk beradaptasi dengan gelapnya malam dan menyesuaikan diri dengan cahaya sekitar, sehingga mereka melihat lebih jelas dalam kondisi minim cahaya.
Kemampuan Melihat Gerak
Burung hantu memiliki kemampuan mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Hal ini menjadi salah satu keunggulan mereka sebagai predator malam yang efisien. Hal ini dikarenakan burung hantu memiliki sel-sel penglihatan yang peka, sehingga mereka bisa mendeteksi gerakan dari mangsa atau predator yang bergerak. Kemampuan ini merupakan aset penting dalam berburu, mereka bisa mendeteksi mangsa di malam hari, bahkan dalam gelap total.
Sebagai hewan carnivora, burung hantu memakan daging sebagai asupan utama untuk tubuhnya. Di alam terbuka makhluk ini memakan berbagai hewan yang ia temui seperti tikus dan serangga lainnya. Tak jarang burung hantu juga memangsa burung kecil seperti burung pipit. Tidak hanya itu, ular, katak, bahkan kelinci bisa menjadi sasaran dari burung hantu. Tentu saja lingkungan sangat mempengaruhi jenis makanan dari burung hantu ini. Ketika berburu, burung hantu biasanya menggunakan teknik yang tenang dan efisien. Mereka biasanya duduk diam dan mencari posisi yang tinggi untuk mengintai mangsa dari persembunyian. Ketika mangsa terlihat, burung hantu akan menyergap dengan cepat dan tenang menggunakan cakar mereka yang tajam.
Faktor yang Mempengaruhi Semakin Langkanya Burung Hantu
Selain menarik, burung hantu juga memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan. Namun kini keberadaan burung hantu semakin langka, apa saja sebabnya? Berikut adalah beberapa hal yang menjadi faktor semakin langkanya burung hantu :
Kehilangan Habitat
Pembangunan menjadi salah satu faktor yang menjadikan keberadaan burung hantu semakin langka. Mungkin kita juga menyadari banyak satwa yang kehilangan habitat alami karena pembangunan kota, pembukaan lahan pertanian bahkan perambahan hutan yang mengakibatkan hilangnya wilayah untuk wilayah hidup mereka.
Perburuan dan Perdagangan Ilegal
Burung hantu menjadi salah satu jenis hewan yang diburu dan diperdangkan secara ilegal dalam perdagangan hewan liar. Bahkan dalam beberapa pengobatan tradisonal, bulu, tulang, dan beberapa bagian lainnya dipercaya bisa menjadi obat untuk penyakit tertentu. Tentu saja jika perburuan secara berlebihan akan mengancam populasi burung hantu.
Keracunan Pestisida
Penggunaan pestisida dalam dunia pertanian memang merupakan hal yang penting untuk mengatasi berbagai macam hama. Namun dengan adanya pestisida ternyata juga bisa menjadi salah satu ancaman bagi burung hantu. Sebagai bagian dari rantai makanan, mereka bisa terpapar pestisida melalui mangsa mereka yang terkontaminasi. Burung hantu yang keracunan pestisida bisa menyebabkan kematian secara langsung atau menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang bagi mereka.
Perubahan Iklim
Perubahan iklim dapat mempengaruhi ketersediaan makanan dan habitat bagi burung hantu. Perubahan pola cuaca dan musim migrasi dapat mengganggu keseimbangan ekologi dan menyebabkan kelangkaan sumber makanan.
Aktivitas manusia
Tanpa kita sadari, manusia juga menjadi salah satu faktor besar yang mempengaruhi kehidupan berbagai jenis satwa termasuk burung hantu. Banyak kegiatan dari kita yang mempengaruhi keberaan burung hantu seperti kebisingan, pencahayaan yang berlebihan di malam hari dan berbagai macam kegiatan lainnya yang bisa mengganggu keberadaan mereka. Hal ini tentu saja mengganggu kebiasaan dan pola hidup burung hantu.
Untuk mengatasi masalah kelangkaan burung hantu, perlindungan habitat alami, pengaturan perburuan yang berkelanjutan, dan pengendalian penggunaan pestisida yang bijaksana merupakan beberapa langkah penting. Selain itu, kesadaran publik tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati dan keberlanjutan lingkungan hidup juga merupakan kunci dalam menjaga keberadaan burung hantu dan spesies lainnya di alam liar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H