Mohon tunggu...
Alex Enha
Alex Enha Mohon Tunggu... pekerja di dunia telekomunikasi -

Teknisi sekaligus paranormal, member of @KoplakYoBand

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Sih Enaknya Kerja???

16 Februari 2011   10:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:32 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“I hate Monday”, itu mungkin kata-kata yang sering diungkapkan pekerja atau pegawai ketika minggu malam atau hari senin pagi, terutama di Jakarta (termasuk saya hehehe). Orang cenderung tidak semangat kerja, alasannya sabtu minggu rasanya cepet banget berlalu dan kayaknya kurang liburannya. Rasanya hari Jumat baru kemarin, ini kok Senin sudah ada didepan mata.

Padahal kita kerja kan nyari duit, betul gak sih? Kok bisa-bisanya pada benci sama hari senin, apa ya salahnya hari senin. Ngomong-ngomong masalah duit, para karyawan termasuk saya, menunggu-nunggu tanggal gajian, kalo di perusahaan saya tanggal 25 tiap bulannya. Temen kerja pernah ada yang nyeletuk,”Kita kan kerja nungguin tanggal 25 aja Pak”. Lain waktu ada lagi yang komentar dengan nada sedih, ”Kapan ya tanggal 25, rasanya kok lama banget”. Memang perkara yang satu ini para karyawan sangat-sangat merindukannya. Kalau sudah tanggal 25, muka-muka cerah ceria berseliweran di kantor, rasanya nggak ada satu orangpun yang bermuram durja, kecuali yang dapet banyak potongan dari koperasi hehehe. Biasanya banyak yang registrasi m-banking, jadi kalau gajian sudah ditransfer ke rekening, mereka pada komentar, ”Wah gue sudah dapet sms nih dari juragan”, ada lagi yang nyaut ”Iya nih gue juga, ngalamat weekend ini bisa makan diluar nih sama keluarga”. Tapi ada juga yang berwajah sedih, ”Wah gue kok belum dapet sms ya”. Temen-temen yang pada iseng ngledekin biasanya, ”sms nya nyangkut di pohon kali hahaha”. Kalau pas hari gajian pasti heboh, ada yang ngajakin pergi mancing bareng-bareng satu departemen, ada yang ngajakin karaoke pas weekend dan berbagai rencana lainnya. Ada yang malah merancang cuti untuk bisa jalan sama keluarga menikmati liburan.

Cuti, biasanya dapet jatah 12 hari selama setahun, itupun biasanya sudah dipotong untuk cuti bersama ketika hari raya, yah paling sisa 5 sampai 7 hari. Kalo di tempat saya kerja, temen-temen pada ambil cuti pada akhir tahun, pengen menghilangkan stress agar seger waktu kerja di tahun yang baru katanya. Ada juga yang ngambil cuti beberapa hari untuk berlibur bersama keluarga, ada juga yang ngambil cuti cuman pengen menghilangkan penatnya kerja aja.

Dari cerita diatas, saya ambil kesimpulan enaknya kerja itu berarti cuman ada tiga, yaitu libur, gajian dan cuti, setuju gak?Saya sih setuju.

Tapi sebenarnya ada yang lebih enak daripada libur, gajian dan cuti tersebut, yaitu bekerja-nya itu sendiri. Kalau kita kerja dengan sepenuh hati, apapun bidang kerjaan kita, dibarengi dengan niat untuk memberikan penghidupan yang layak bagi keluarga (bagi yang sudah berkeluarga) atau mempersiapkan segala sesuatunya untuk menikah (bagi yang belum menikah), rasanya pekerjaan yang kita lakukan tidaklah sia-sia, mengasyikkan malah.

http://2.bp.blogspot.com/__QzV9WETW5w/SIWeqEoWPeI/AAAAAAAABdM/Bb1qFrX5Kms/s1600-h/Moto+Bekerja.jpg

Selain bekerja memang dengan tujuan akhir mendapatkan penghasilan atau gaji, menurut teoriHierarki Kebutuhan Maslow yang ada 5, yaitu kebutuhan fisiologis (sandang, pangan, dll), kebutuhan keamanan dan keselamatan (bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dll), kebutuhan sosial (memiliki teman, keluarga), kebutuhan penghargaan (pujian, piagam, dll), dan kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuai dengan bakat dan minat), semua itu bisa terpenuhi apabila kita bekerja. Tetapi tidak cukup dengan bekerja, bekerja dengan hati lah yang paling tepat rasanya.

Gaji memang faktor utama yang menggerakkan diri kita untuk bekerja, selain kebutuhan sosial misalnya mendapatkan teman atau keluarga dalam lingkungan kerja. Merasa terhubung atau ”connect” adalah yang kita dapatkan jikalau mempunyai banyak teman dalam bekerja. Menurut buku karya Keith Harrel dan Hattie Hill yang berjudul Connect, kesuksesan anda di masa depan juga ditentukan oleh hubungan anda saat ini. Mengenai terhubung atau connect, dibuku tersebut dipaparkan sebagai berikut:

7 Langkah terhubung dan sikap menjadi

-Commit to win (berkomitmen untuk menang), menjadi akuntabel

-Open up to opportunities (terbuka terhadap peluang), menjadi perangkul perubahan

-Notice what’s needed and do what’s necessary (perhatikan apa yang diperlukan dan lakukan apa yang perlu), menjadi sadar

-Navigate by your purpose (diarahkan oleh tujuan anda), menjadi berfokus pada visi

-Execute ethically: Do what’s right because it’s right (lakukan dengan etis: lakukan yang benar karena hal itu benar), menjadi termotivasi oleh kinerja dan integritas

-Challenge your challenges (hadapi tantangan anda), menjadi bertanggungjawab

-Transcend beyond your best (lampaui upaya terbaik anda), menjadi perbedaan

Langkah-langkah terhubung atau connect diatas sifatnya universal, bisa diterapkan pada pekerjaan anda sekarang, pada team olahraga yang anda kelola, pada keluarga, pada perusahaan anda dan lain sebagainya.

Pada akhirnya, bahwa bekerja itu akan sangat mengasyikkan, anggap saja libur, gajian dan cuti sebagai bonus atas kerja kita yang sepenuh hati. Mengutip penggalan syair dari Imam Syafi’i dalam Novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi, berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang”.

Selamat bekerja, semoga bermanfaat bagi pembaca.

12978520771103595655
12978520771103595655
http://blogisal.files.wordpress.com/2008/04/bekerja-itu-ibadah.jpg

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun