Mohon tunggu...
Pak Be
Pak Be Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Suka berkebun, membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Menilik Perjalanan Hidup Lina Novita, Istri Calon Wakil Walikota Depok

17 Oktober 2024   11:00 Diperbarui: 17 Oktober 2024   11:05 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
credit: radardepok.com

Bahkan, media yang sama sempat menyebut Lina Novita sebagai orang paling dicari saat Hotel Alexis ditutup. Hal itu karena jurnalis selalu memburunya untuk menggali informasi terkait hotel tersebut: https://m.tribunnews.com/nasional/2017/11/02/lina-novita-jadi-orang-paling-dicari-saat-hotel-alexis-ditutup-siapa-dia-inilah-5-fakta-tentangnya?page=1

Beberapa saat kemudian, setelah 'huru hara' mengenai Hotel Alexis menghilang, begitu pula namanya. Tak diketahui rimbanya oleh publik.

Namun, nama Lina Novita tiba-tiba ramai diperbincangkan publik kembali pada tahun 2024, khususnya menjelang Pilkada. Ternyata, Lina Novita hari ini menjadi istri dari Calon Wakil Walikota Depok, Chandra Rakhmansyah.

Wajahnya pun banyak menghiasi pemberitaan media online hingga media sosial. Ia terlihat mesra mendampingi suaminya yang tengah berkampanye di Depok.

Ternyata, nama yang sama kini sudah berubah peran, dari seorang Juru Bicara/Legal Corporate Hotel Alexis yang ditutup karena prostitusi, sekarang menjadi istri Calon Wakil Walikota yang bertekad membawa perubahan Depok.

Bisa dikatakan ini adalah lompatan besar dalam hidup Lina Novita, kan?

Kenapa informasi ini penting diangkat, supaya publik mengetahui rekam jejak dari calon kepala daerah, maupun orang-orang di sekitarnya. Publik bisa mendapatkan informasi sebanyak mungkin, sehingga tak membeli kucing dalam karung saat memilih pemimpin.

Bukan untuk mendiskreditkan, tetapi sekadar berbagi informasi terkait rekam jejaknya. Toh, semua yang dibeberkan adalah fakta. Dan, menjadi Juru Bicara/Legal Corporate bukanlah pekerjaan terlarang. 

Yang paling penting, publik harus kritis menilai calon kepala daerah secara rasional. Lihat kapasitas, pengalaman, dan rekam jejaknya. Jika kurang pas, jangan dipilih.

Mudah, kan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun