Sejak sesal dan beberapa detik ingatan sempat merekam kebencianmu.
Kendaraan pengangkut gelisah yang aku tumpangi ini seperti tak pernah berhenti melaju di sebuah perjalanan menuju maafmu.
Sejak serenceng bencimu yang sengaja kau jatuhkan di dekat mata kakiku, kemudian aku pungut. Tetapi setelah ingin aku kembalikan.
Dan sejak saat itu sesalku kehilangan jejak maafmu.
Tidak, sepertinya aku yang sedang kehilangan caranya membuatmu tersenyum kembali.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI