Mohon tunggu...
Pajar Fadilah
Pajar Fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa dengan jurusan sistem informasi. Sebagai seorang mahasiswa saya sangat aktif dikelas, karena saya ingin meningkatkan skill terutama dalam public speaking. Pelajaran yang saya minat dalam bahasa pemrograman yaitu PHP, Python, CSS, dan SQL. Saya sangat suka berolahraga, gym dan bersepeda menjadi rutinitas saya di waktu senggang.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Meneguhkan Kembali Nilai-nilai Pancasila di Tengah Arus Globalisasi

25 Juni 2024   16:33 Diperbarui: 25 Juni 2024   22:44 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi arus globalisasi dan nilai-nilai Pancasila./ pratamamedia.com

Meneguhkan kembali nilai-nilai Pancasila di tengah arus globalisasi sangat penting untuk dilakukan. Hal ini karena globalisasi membawa banyak ideologi alternatif yang dapat mempengaruhi masyarakat, terutama generasi muda. 

Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam menjaga identitas dan jati diri bangsa. Globalisasi membawa dampak positif dalam bentuk kemajuan teknologi, informasi, dan ekonomi, tetapi juga membawa tantangan seperti penetrasi budaya asing, individualisme, dan materialisme yang dapat mengikis nilai-nilai kebangsaan. Oleh karena itu, perlu adanya kewaspadaan nasional terhadap ideologi baru dan memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap dijunjung tinggi.

Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) juga perlu diperkuat di satuan pendidikan dan perguruan tinggi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, Pancasila dapat tetap menjadi ideologi yang kuat dan relevan di tengah arus globalisasi.

Mengapa penting untuk meneguhkan kembali nilai-nilai Pancasila di tengah arus globalisasi?

Menurut pandangan saya, "mengapa kita harus meneguhkan kembali nilai-nilai Pancasila di tengah arus globalisasi adalah karena Pancasila adalah fondasi utama yang menyatukan kita sebagai bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila tidak hanya menjadi panduan moral, tetapi juga identitas yang membedakan kita di tengah beragam budaya global."

Pertama, Pancasila adalah identitas nasional kita. Nilai-nilai Pancasila telah menjadi bagian dari sejarah dan budaya bangsa Indonesia sejak awal kemerdekaan. Jika kita tidak menjaga dan meneguhkan kembali nilai-nilai tersebut, maka kita akan kehilangan identitas nasional kita dan menjadi bagian dari arus globalisasi yang tidak memiliki akar budaya dan sejarah.

Kedua, Pancasila adalah nilai-nilai yang universal dan relevan dengan kehidupan manusia. Nilai-nilai seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Demokrasi, dan Keadilan Sosial masih sangat relevan dengan kehidupan manusia di era globalisasi ini. Nilai-nilai tersebut dapat menjadi pedoman bagi kita dalam menghadapi tantangan dan perubahan yang terjadi di dunia.

Ketiga, Pancasila dapat menjadi filter bagi kita dalam menghadapi ideologi-ideologi baru yang datang dari luar. Dalam era globalisasi, kita dihadapkan dengan banyak ideologi dan nilai-nilai yang berbeda-beda. Jika kita tidak memiliki nilai-nilai yang kuat dan jelas, maka kita dapat dengan mudah terpengaruh oleh ideologi-ideologi tersebut dan kehilangan jati diri kita sebagai bangsa.

Keempat, Pancasila dapat menjadi pengikat bagi kita sebagai bangsa. Dalam era globalisasi, kita dihadapkan dengan banyak perbedaan dan kemajemukan. Nilai-nilai Pancasila dapat menjadi pengikat bagi kita untuk tetap bersatu dan berjuang untuk kepentingan bangsa dan negara.

Kelima, Pancasila dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk menjadi bangsa yang lebih baik. Nilai-nilai Pancasila dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk menjadi bangsa yang lebih adil, lebih demokratis, dan lebih sejahtera. Dengan meneguhkan kembali nilai-nilai Pancasila, kita dapat menjadi bangsa yang lebih baik dan lebih bermartabat.

Dalam pandangan saya, "meneguhkan kembali nilai-nilai Pancasila di tengah arus globalisasi sangat penting karena dapat membantu kita menjaga identitas nasional, menjadi filter bagi ideologi-ideologi baru, menjadi pengikat bagi kita sebagai bangsa, dan menjadi inspirasi bagi kita untuk menjadi bangsa yang lebih baik."

Pancasila di tengah era globalisasi./ lemhannas.go.id
Pancasila di tengah era globalisasi./ lemhannas.go.id

Tantangan Dalam Penerapan Pancasila Pada Era Globalisasi

Di tengah arus globalisasi, nilai-nilai Pancasila memang perlu diperkuat dan dijaga agar tetap relevan. Berikut adalah beberapa tantangan yang dihadapi dalam penerapan Pancasila pada era globalisasi:

Menguatnya Individualisme: Paham individualisme yang mementingkan hak individu dapat melunturkan nilai-nilai sosial dalam Pancasila. Oleh karena itu, "penting untuk memahami bahwa manusia adalah makhluk sosial dan memperkuat sila kedua tentang kemanusiaan dan sila ketiga tentang kebangsaan".

Maraknya Kosmopolitanisme: Kosmopolitanisme menganggap seluruh manusia sebagai anggota komunitas global. Namun, kita juga perlu menjaga identitas nasional dan memperkuat nilai-nilai Pancasila agar tetap kokoh di tengah arus globalisasi.

Untuk menghadapi tantangan ini, kita dapat mempertahankan dan memperkuat penerapan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan berkelanjutan dan membumikan Pancasila di semua lini dan wilayah. Dengan demikian, Pancasila akan tetap menjadi pedoman yang relevan dalam menghadapi perubahan zaman dan teknologi.

"Oleh karena itu, meneguhkan kembali nilai-nilai Pancasila, sebuah kebutuhan mendesak untuk memastikan bahwa kita tetap berpegang pada prinsip-prinsip yang telah membawa kita menuju kemerdekaan dan pembangunan." Beberapa langkah yang dapat diambil untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam konteks globalisasi :

1. Pendidikan Pancasila di Sekolah 

Mengintegrasikan pendidikan Pancasila dalam kurikulum dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Pembelajaran Pancasila harus diaktualisasikan melalui metode yang interaktif dan kontekstual agar relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

2. Peran Keluarga 

Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam penanaman nilai-nilai Pancasila. Orang tua perlu memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari dan menanamkan nilai-nilai seperti gotong royong, keadilan, dan toleransi.

3. Media dan Teknologi

Media massa dan media sosial harus digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan dan memperkuat nilai-nilai Pancasila. Kampanye publik, konten edukatif, dan program-program televisi yang mengusung tema kebangsaan dapat menjadi cara efektif untuk menjangkau masyarakat luas.

4. Revitalisasi Budaya Lokal

Mengangkat kembali kearifan lokal dan budaya tradisional yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Kegiatan seni, budaya, dan adat istiadat dapat menjadi wahana untuk memperkuat identitas nasional dan memupuk rasa cinta tanah air.

5. Pemberdayaan Masyarakat

Melibatkan masyarakat dalam kegiatan yang berbasis Pancasila, seperti gotong royong, kegiatan sosial, dan pengembangan ekonomi berbasis komunitas. Partisipasi aktif masyarakat akan menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama.

6. Kebijakan Pemerintah

Pemerintah harus konsisten dalam membuat dan melaksanakan kebijakan yang berpihak pada nilai-nilai Pancasila. Kebijakan yang mendukung keadilan sosial, pemerataan pembangunan, dan perlindungan hak asasi manusia akan memperkuat implementasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

7. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter harus menjadi bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Program-program yang mengajarkan integritas, tanggung jawab, disiplin, dan kerja keras perlu dikembangkan dan diimplementasikan secara sistematis.

8. Dialog Antarbudaya

Memfasilitasi dialog antarbudaya untuk meningkatkan pemahaman dan toleransi antarwarga bangsa. Dialog ini penting untuk mencegah konflik dan memperkuat kerukunan nasional.

Dengan langkah-langkah ini, nilai-nilai Pancasila dapat terus dijaga dan diperkuat, sehingga Indonesia dapat menghadapi arus globalisasi tanpa kehilangan identitas dan jati dirinya sebagai bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun