Mohon tunggu...
Pajar
Pajar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa yang ingin lulus dengan waktu yang tepat dan nilai yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menangis

26 November 2020   12:50 Diperbarui: 26 November 2020   12:55 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menangis

menangislah di ujung malam
hingga bulan tenggelam
pagi cerah kan datang
menyinari bekas kegelapan
bungaku indah bermekaran

menangis lah di ujung malam
sampai semuanya tenang
aku adalah awan yang selalu menutupi mu
dari terik sang surya
dan dingin sang malam
aku akan menyelimuti mu
dalam benak dan sanu bariku
burung burung pun bernyanyi
melihat bunga tersenyum kembali

Kuat

besar pohon ku tebang
kuat akar ku tumbangkan
ku pahat sedemikian rupa
ukir ukiran sudah menjelma
kau datang berikanku cahaya
kau hadir membawa kesejukan lewat senyummu
aku ingin menyandarkan hasrat ku di hatimu
memeluk erat jiwamu
bunga
aku mencintaimu
ijinkan aku selalu bersama
untuk hidup berdua
dan memiliki sang putra
aku cinta padamu belahan jiwa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun