Penyuluh Agama Islam Bidang Radikalisme dan Aliran Sempalan KUA Sumberbaru mengadakan sosialisasi pencegahan radikalisme. Kali ini sasarannya salah satu Jam'iyah Muslimat didusun Sadengan Desa Rowotengah. Kegiatan ini merupakan satu dari sekian program kerja penyuluh agama islam Sumberbaru.Â
Secara berkesinambungan tiap penyuluh mengadakan sosialisasi dan pendampingan sesuai dengan bidang masing-masing mulai dari Penyuluh bidang Pengentasan Buta Aksara Al-Qur'an, Zakat, Waqaf, Radikalisme dan Aliran Sempalan, Kerukunan Umat Beragama, Keluarga Sakinah, Pemberantasan Narkoba, Â dan terakhir Jaminan Produk Halal. Acara digelar secara sederhana dan dihadiri Kepala KUA Sumberbaru H. Adnan Widodo, S.Ag., M.HI, Penyuluh Fungsional H. Moch. Saiful Amin, M.HI., Penyuluh Honorer, beberapa tokoh masyarkat, dan ibu-ibu jam'iyah Muslimat.Â
Dalam Sambutannya, H. Adnan Menghimbau kepada Jam'iyah muslimat untuk tidak menikahkan putra putrinya sebelum mencapai batas usia nikah 19 Tahun, mengingat banyak dampak negatif yang kemungkinan akan dihadapi pasca menikah di usia sebelum 19 tahun baik dampak psikologis maupun sosial. Â Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi pencegahan radikalisme oleh H. Mashuri, S.Pd.I.Â
Alasan memilih Jam'iyah Muslimat sebagai Objek Sosialisasi Karena begitu pentingnya memperkuat benteng ideologi keluarga khususnya anak-anak dirumah dari paparan faham Radikal, mengingat saat ini kemajuan teknologi semakin pesat, akses informasi dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun dengan hanya bermodalkan kuota internet, sehingga menjadi penting mengawasi keluarga khususnya anak-anak dalam belajar agama.Â
Browsing dan Googling menjadi opsi yang paling disukai bagi Generasi milenial dalam mencari segala informasi termasuk dalam hal keagamaan sehingga peran orang tua sangat penting dalam mengawasi aktifitas anak-anaknya dalam bermedia sosial khususnya dalam belajar agama. Menurut H. Mashuri, Kejelasan sanad dalam belajar agama itu wajib, tidak cukup hanya dengan belajar dari internet, dan salah satu cara membentengi keluarga dari paparan faham radikal dengan selalu memantau kegiatan keluarga baik dalam mendalami agama, berorganisasi, tidak membiarkan keluarga belajar agama sendiri baik melalui internet, televisi, membaca buku dan lain-lain, peka terhadap perubahan keluarga khususnya yang menyangkut faham keagamaan, dan yang terakhir segera melakukan penanganan jika keluarga mulai memberikan pernyataan menyimpang terhadap pemahaman agama. lebih lanjut, H. Mashuri mengatakan, dengan terselenggaranya acara ini semoga semakin memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya mengawasi dan mendampingi putra-putrinya dirumah jangan sampai terpapar faham-faham radikal sehingga generasi penerus ini mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi, saling mengasihi, menghargai perbedaan, dan mencintai sesamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H