Tingkat pengangguran di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, pada tahun 2024 masih menunjukkan angka yang mengkhawatirkan.Â
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bojonegoro, Kiki Ferdiana, meskipun jumlah pengangguran meningkat dari 34.414 orang pada tahun 2022 menjadi 36.411 orang pada tahun 2023, persentase pengangguran justru mengalami penurunan dari 4,69 persen menjadi 4,63 persen. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah angkatan kerja di daerah tersebut, yang merupakan salah satu penghasil minyak dan gas bumi.Â
Selain itu, dampak pandemi Covid-19 juga terlihat jelas, di mana sekitar 39.182 orang kehilangan pekerjaan akibat hilangnya lapangan kerja. Untuk mengatasi masalah pengangguran, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Bojonegoro telah menyediakan pelatihan bagi 1.292 orang pada tahun 2020 dalam berbagai bidang seperti batik, logam, dan olahan pertanian.Â
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat agar dapat beradaptasi dengan kondisi yang berubah dan tetap kreatif dalam mencari peluang kerja. Namun, meskipun ada upaya tersebut, tantangan besar tetap ada, terutama dalam menyediakan lapangan kerja yang memadai bagi lulusan SMK yang mendominasi angka pengangguran di daerah tersebut.
Mengutip dari Buku Sosiologi dari Ruang Kelas (2021), pengangguran dapat di definisikan sebagai suatu keadaan saat seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan.Â
Dalam kutipan tersebut "angkatan kerja" merujuk pada masyarakat yang berada pada usia ideal untuk bekerja untuk menghidupi keluarganya dan melanjutkan karir, dan dapat di garisbawahi kalimat "secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan", merupakan kondisi dimana masyarakat tidak mampu untuk aktif mencari pekerjaan disebabkan beberapa kondisi yang tidak memungkinkan untuk mencari pekerjaan seperti keterbelakangan pendidikan, lapangan kerja yang sempit ataupun masalah ekonomi.
Pada kondisi di Kabupaten Bojonegoro dimana masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan masih di angka yang cukup tinggi, hal tersebut sangat miris dan perlu diberikan solusi dari pemerintah maupun masyarakat yang dalam tanda kutip memiliki income atau pendapatan di atas rata-rata. Faktor angka pengangguran yang tinggi dan keterbatasan lapangan kerja tentunya berhubungan erat.Â
Tentunya sebagai warga negara yang baik dan memiliki pemikiran kritis tentunya perlu untuk memiliki kesadaran tentang hal semacam ini, meskipun tidak membantu secara nyata maupun finansial, sangat penting untuk memahami dan mempelajari tentang kondisi sosial dan ekonomi di tanah air ini.
Pengangguran tentunya sangat berdampak negatif pada beberapa aspek seperti individu, masyarakat, dan perekonomian secara keseluruhan. Sebagaimana inti dari artikel ini, penulis akan memberikan solusi-solusi untuk menyelesaikan atau mengurangi permasalahan pengangguran, sebagai berikut:
1. Memperbanyak Lapangan Kerja
Solusi ini mungkin terdengar tidak masuk akal karena tidak mudah untuk membuka lapangan kerja jika kesenjangan masyarakat baik ekonomi mau pendidikan masih sangat tinggi.Â