Melihat Nabi Muhammad bisa terluka dan bercucuran darah, tidak kebal sebagaaimana Nabi-Nabi sebelumnya, seperti Nabi Ibrahim yang tidak mempan saat dibakar, Â mereka semakin beringas meneriaki Rasulullah sebagai Nabi palsu.
Kejadian ini menjadi salah satu peristiwa yang sangat berat bagi Nabi, beliau terpukul, bingung dan bersedih, tidak tahu kemana harus pergi. Dengan pakaian yang berlumuran darah dan penuh luka, Nabi Muhammad meninggalkan Thaif, untuk menghindari kejaran penduduk, akhirnya Nabi beristirahat di sisi kebun anggur milik dua bersaudara Uthbah dan Syaibah. Nabi Muhammad menengadakan muka ke langit seraya berdo'a, mengadukan penderitaan dan beban berat yang telah dialami baik secara fisik maupun psikis kepada Allah.
Ketiga penderitaan berat tersebut, terjadi sebelum Nabi mendapatkan tasliyah (hiburan) dari Allah dengan di Isra' Mi'rajkan oleh Allah Swt, untuk memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya, agar tekad Nabindalam berdakwah semakin mantab, kesabaran dalam menjalankan perintah semakin bertambah, dan dapat mempertebal ketabahan dalam menghadapi tipu daya kaum musyrikin Quraisy Mekkah, serta tidak lagi mengantungkan harapan selain kepada Allah Swt. Karena semuanya akan sirna
Karena itu, biarpun peristiwa Isra' Mi'raj bersifat tasliyah (hiburan), namun menjadi perjalanan suci yang selalu diperingati oleh kaum muslimin setiap tanggal 27 rajab, yang tahun ini bertepatan dengan tanggal 27 Januari 2025.
*Penulis adalah Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam (Kasi PAIS) pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI