Sampai akhirnya aku bertekat mengusir setan dalam tubuhku. Kamu, ya, kamu, malaikat mungil yang mengantarkan aku masuk dalam neraka 2 x 3 meter. Sejak awal, kau menanamkan keyakinan untuk menajalani kenyataan hidup dan memberiku harapan.
Bergitulah, awalnya sangat menyiksa, bahkan sempat terlintas dalam pikiranku untuk menyerah. Hari demi hari kulalui sendirian dalam penderitaan yang teramat sangat, hanya saja senyum kasih dan kesabaranmu memupus pikiran untuk menyerah.Â
Lantunan ayat-ayat Alquranmu dari sebalah ruangan sangat syahdu dan membangkitkan lagi tekat yang akan memudar. Sepanjang pagi hingga sore kau melakukan itu setiap hari.
Semakin waktu berlalu, gejolak setan dalam diriku semakin menurun intensitasnya. Sampai hari ini, tiga bulan berlalu, semakin jarang berontak, mungkin sudah keluar dari tubuhku, hanya sesekali suaranya berbisik, tapi tak begitu kuat mengoyahkan jiwaku lagi.
"Kamu berhasil, tak sia-sia perjuanganku, ah, semoga kita bisa melalui hari-hari selanjutnya bersama-sama."
"Insyaallah, Ros, berkat kamu kehidupanku telah kembali."
Meski sudah bergunung-gunung dosa menumpuk, berkat dirimu, aku bisa kembali dan setan itu telah sirna dalam nerakanya. Ya, setan yang menguasai diriku selama ini, setan berbentuk serbuk krital, setan dunia itu telah pergi. Terimakasih ... kini hanya luka-luka ini yang harus kusembuhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H