Mohon tunggu...
Pairunn Adi
Pairunn Adi Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka fiksi

Seorang Kuli Bangunan yang sangat suka menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Setangkai Bunga Liar (3)

27 Oktober 2018   09:02 Diperbarui: 27 Oktober 2018   10:46 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Saat sepasang embun menyebut pagi
Ilalang kuning sunggingkan bibir
Sesaat dingin memeluknya
Walau maut mengintai di balik terik

Adalah jiwaku; setangkai bunga liar
Yang kelopaknya berguguran di rumput kering
Sesaat aku melihat ajal
Bergelayut di dahan
Seribu daun mengering
Enggan terjatuh dari ranting
Sedang musim hanya diam; membisu
Seoalah waktu enggan beranjak

Pagi hanyalah menunda saat
Inginku
Menjadi prasasti abadi
Ketika mega-mega kau sembunyikan di balik senyummu

Malang, 27 Oktober 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun