Saat sepasang embun menyebut pagi
Ilalang kuning sunggingkan bibir
Sesaat dingin memeluknya
Walau maut mengintai di balik terik
Adalah jiwaku; setangkai bunga liar
Yang kelopaknya berguguran di rumput kering
Sesaat aku melihat ajal
Bergelayut di dahan
Seribu daun mengering
Enggan terjatuh dari ranting
Sedang musim hanya diam; membisu
Seoalah waktu enggan beranjak
Pagi hanyalah menunda saat
Inginku
Menjadi prasasti abadi
Ketika mega-mega kau sembunyikan di balik senyummu
Malang, 27 Oktober 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H