Kata-kata sajak ini
Timbul dari rekahnya tanah-tanah
Karena guncangan gempa
Dan runtuhnya lereng-lereng gunung.
Duka pohonan
Duka binatang
Duka orang-orang
Mengepul dari asap pengungsian.
Tumbangnya pohonan
Runtuhnya rumah-rumah
Adalah sakit
Jerit ketakutan keras mengema
Memecah kesunyian laut mati.
Dan doa-doa
Membumbung tinggi
Mencari pembenaran atasMu.
Kata-kata sajak ini
Turun ke lembah-lembah
Melintasi sepi-sepi
Menjulur jauh ke sebrang samudra raya.
Satu hati satu duka
Sedu sedan terbawa angin
Terdengar saudara jauh
Hingga batu-batu karang menitikkan air mata.
Orang-orang jauh berdatangan
Ulurkan tangan-tangan lembut
Membelai luka lara
Usap bayang-banyang mimpi
Dengan doa dan kebesaran hati.
Kata-kata sajak ini
Pun timbul dari buaya-buaya berdasi
Menitikkan air mata imitasi
Berteriak keras tanpa hati.
Nyaring kata-katanya
Sering melukai
Menambah duka yang berduka
Mati pun dimanipulasi.
Siapa salah siapa
Saling tuding telunjukan jari
Empati mungkin telah mati.
Semesta tak selalu tabah
Alam tak selalu rebah
Tak perlu berkaca-kaca
Cermin adalah diri kita.
Malang, 22 Agustus 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H