Termenung resah, Al, lelaki yang rambutnya mulai memutih, menatap sebuah foto di tangannya. Ia duduk di atas batu besar yang biasa ia tempati saat hatinya gundah. Setiap kali pikirannya bimbang, ia menghela nafas beratnya.
"Kamu laki-laki, Al. Jangan pernah meyerah!"
"Aku tak bisa, aku ..., aku sangat mencintainya," setelah menjawab, kembali Al menghela nafasnya.
Kusut, seakan tak bisa terurai, pikiran Al tak mampu memecah kebuntuannya.
"Cintamu konyol, Al. Seakan tak ada lagi wanita di dunia ini."
"Kamu tak mengerti apa yang kurasakan. Jangan samakan aku dengan yang lain," lirih suara Al, ia masih membela diri.
"Berpikirlah rasional, Al. Jangan negatif."
Al menundukkan mukanya. Sementara, semilir angin mengoyang ilalang di sekeliling batu besar itu. Mungkin Al bertanya padanya, dan ilalang itu mengeleng, pertanda tak setuju atau tak tahu.
Hening, tak ada suara, hanya alunan bisikan lembut Sang Bayu mengusik telingga Al. Ia menikmati dengan pandangan menerawang jauh.
"Pulanglah, Al. Selesaikan masalahmu. Jangan biarkan berlarut, lihatlah apa yang terjadi di rumahmu."
Al tak menjawab, perlahan ia bangkit sambil meraih sehelai bunga ilalang kemudian digigit tangakinya.
Dengan perasaan malas, ia melangkah gontai. Sementara mentari hampir tenggelam, kemerahan mewarnai bukit bebatuan itu. Sesekali Al terpeleset, hampir jatuh ke jurang, mungkin pikirannya masih kacau. Aku mengikutinya di belakang. Keindahan alam yang seharusnya menentramkan hati, tapi tidak sore itu.
Ketika sampai di depan rumah, Al dikejutkan suara tangisan anaknya. Bergegas ia masuk rumah.
Ia melihat anaknya menangis di depan dua tubuh yang tergeletak di lantai yang telah ditutup kain sewek. Ia penasaran, saat ia mendekat, ia lebih terkejut ketika melihat dua sosok tubuh yang terbujur kaku itu.
"It ..., itu ..., tubuhku dan tubuhmu, apa yang telah terjadi?!" Al menjerik histeri.
"Maafkan aku, Al. Dengan begini, kita bisa bersama dan akan selalu bersama," ujarku lirih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H