Mohon tunggu...
Pairunn Adi
Pairunn Adi Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka fiksi

Seorang Kuli Bangunan yang sangat suka menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki di Ujung Batu

14 Februari 2017   10:31 Diperbarui: 14 Februari 2017   11:08 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pixabay.com

Dengan perasaan malas, ia melangkah gontai. Sementara mentari hampir tenggelam, kemerahan mewarnai bukit bebatuan itu. Sesekali Al terpeleset, hampir jatuh ke jurang, mungkin pikirannya masih kacau. Aku mengikutinya di belakang. Keindahan alam yang seharusnya menentramkan hati, tapi tidak sore itu.

Ketika sampai di depan rumah, Al dikejutkan suara tangisan anaknya. Bergegas ia masuk rumah.

Ia melihat anaknya menangis di depan dua tubuh yang tergeletak di lantai yang telah ditutup kain sewek. Ia penasaran, saat ia mendekat, ia lebih terkejut ketika melihat dua sosok tubuh yang terbujur kaku itu.

"It ..., itu ..., tubuhku dan tubuhmu, apa yang telah terjadi?!" Al menjerik histeri.

"Maafkan aku, Al. Dengan begini, kita bisa bersama dan akan selalu bersama," ujarku lirih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun