"Kamu tidak usah memikirkan perasaan ibu, Bram. Yang penting, kamu segera lulus kuliah dan bisa menjadi orang," masih terisak, Rus menjawab perkataan anaknya.
"Tenanglah, Bu. Mulai besok, Ibu bisa merasakan kebebasan. Aku sudah menyingkirkan selamanya pembuat labirin dalam kehidupan keluarga kita. Maafkan Bram, Bu. Semoga Ibu bisa meraih kebahagiaan di sisa usia Ibu," ujar Bram seraya menghampiri Ibunya dan kemudian memeluk dengan penuh kasih dan bakti sebagai anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!