Mohon tunggu...
Pairunn Adi
Pairunn Adi Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka fiksi

Seorang Kuli Bangunan yang sangat suka menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

[RINDU] Rindu Purna Senja

7 September 2016   05:34 Diperbarui: 7 September 2016   23:33 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: spyderonlines.com

Tertatih setelah raga merenta
Ringkih terbungkuk beban usia
Tiada pilihan garis tergores
Tak terputus hingga purna senja 

Tangan tak lagi perkasa
Hanya jemari yang mampu berkata
Lewat goresan-goresan syair
Tentang hidup yang tak lagi bermakna 

Sajak-sajaknya adalah kerinduan
Dalam hening malam di peraduan
Memuisikan sepetak tanah
Sebagai tempat singgah kedukaan 

Selalu bermadah dalam kehampaan
Penyesalan dosa menyesak pikiran
Dengan napas tersengal pendek-pendek
Lirih suara menyisir kesepian

Serembah tak henti mengalir
Di antara angin sunyi yang semilir
Berharap mampu membasuh debu
Yang menempel di setiap olah pikir

Aku merasakan kerinduan di setiap sujudnya
Rindu segera tertidur di bawah pohon kamboja
Dengan tubuh terlilit kain putih; bersih
Berharap meraih setitik ampunan dosa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun