Mohon tunggu...
pahrur fahika
pahrur fahika Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN Begawat 01

Saya adalah seseorang yang sedang mencoba keluar dari zona nyaman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

26 Maret 2023   10:12 Diperbarui: 26 Maret 2023   10:18 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kita perlu berpikiran terbuka terhadap pemikiran-pemikiran rekan sejawat yang kita kembangkan. Kita perlu selalu berpikir netral terhadap apapun yang dikatakan atau dilakukan rekan kita. Jika ada penghakiman atau asumsi yang muncul di pikiran kita atas jawaban rekan kita, maka kita mengubah pikiran tersebut dalam bentuk pertanyaan untuk mengonfirmasi penghakiman atau asumsi itu secara hati-hati.

3. Memiliki kesadaran diri yang kuat  
Kesadaran diri yang kuat membantu kita untuk bisa menangkap adanya perubahan yang terjadi selama pembicaraan dengan rekan sejawat. Kita perlu mampu menangkap adanya emosi/energi yang timbul dan mempengaruhi percakapan, baik dari dalam diri sendiri maupun dari rekan kita.

4. Mampu melihat peluang baru dan masa depan

Kita harus mampu melihat peluang perkembangan yang ada dan juga bisa membawa rekan kita melihat masa depan. Coaching mendorong seseorang untuk fokus pada masa depan, karena apapun situasinya saat ini, yang masih bisa diubah adalah
masa depan. Coaching juga mendorong seseorang untuk fokus pada solusi, bukan pada masalah, karena pada saat kita berfokus pada solusi, kita menjadi lebih bersemangat dibandingkan jika kita berfokus pada masalah.

Kompetensi inti yang harus dimiliki dan dilatih secara terus menerus oleh coach ada 3 yaitu kehadiran penuh/presence, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot. Kehadiran penuh/presence adalah kemampuan untuk bisa hadir utuh bagi coachee, atau di dalam coaching disebut sebagai coaching presence sehingga badan, pikiran, hati selaras saat sedang melakukan percakapan coaching. Kehadiran penuh ini adalah bagian dari kesadaran diri yang akan membantu munculnya paradigma berpikir
dan kompetensi lain saat kita melakukan percakapan coaching. Selain kehadiran penuh, seorang coach juga harus mendengarkan secara aktif. Seorang coach yang baik akan mendengarkan lebih banyak dan lebih sedikit berbicara. Dalam percakapan coaching, fokus dan pusat komunikasi adalah pada diri coachee, yakni mitra bicara. Dalam hal ini, seorang coach harus dapat mengesampingkan agenda pribadi atau apa yang ada di pikirannya termasuk penilaian terhadap coachee. Kompetensi yang juga harus dimiliki coach adalah mengajukan pertanyaan berbobot. Pertanyaan yang diajukan seorang coach diharapkan menggugah orang untuk berpikir dan dapat menstimulasi pemikiran coachee, memunculkan hal-hal yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya, mengungkapkan emosi atau nilai dalam diri dan yang dapat mendorong coachee untuk membuat sebuah aksi bagi pengembangan diri dan kompetensi.

Sebuah alur percakapan coaching yang akan membantu peran coach dalam membuat alur percakapan coaching menjadi efektif dan bermakna yaitu alur TIRTA. Alur TIRTA yaitu Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi dan TAnggung jawab.

Tujuan: menyepakati topik pembicaraan dan hasil pembicaraan.

Identifikasi: menggali dan memetakan situasi saat ini. Hubungkan fakta-fakta yang ada.

Rencana aksi: mengembangkan ide untuk alternatif rencana aksi/solusi.

TAnggung jawab: berkomitmen akan langkah selanjutnya.

Dengan memiliki paradigma berpikir coaching maka akan meningkatkan peran kita sebagai supervisor di sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik. Supervisi akademik merupakan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk memberikan dampak secara langsung pada guru dan kegiatan pembelajaran mereka di kelas. Beberapa prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching meliputi:

  • Kemitraan: proses kolaboratif antara supervisor dan guru
  • Konstruktif: bertujuan mengembangkan kopetensi individu
  • Terencana
  • Reflektif
  • Objektif: data/informasi diambil berdasarkan sasaran yang sudah disepakati
  • Berkesinambungan
  • Komprehensif: mencakup tujuan dari proses supervisi akademik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun